Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Puluhan karyawan Google yang berada di kantor cabang Mountain View, California menggelar aksi demo usai perusahaan alphabet ini mengungkap rencana pemangkasan karyawan lebih lanjut.
Melemahnya bisnis iklan Google selama beberapa bulan terakhir akibat persaingan ketat antar perusahaan teknologi dunia, telah memaksa perusahaan asal Amerika ini untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.200 karyawan di akhir bulan kemarin.
PHK ini awalnya dimaksudkan untuk memangkas biaya operasional perusahaan yang telah membengkak, namun sayangnya kondisi likuiditas perusahaan yang tak kunjung stabil mendorong Google untuk kembali menyerukan sinyal pemangkasan karyawan.
Baca juga: FedEx Akan PHK Petinggi Perusahaan Demi Tekan Biaya Operasional
Meski Google tak secara gamblang mengungkap rencana PHK lanjutan, namun munculnya isu ini telah memicu kemarahan para karyawan. Terlebih di PHK sebelumnya gaji dan tunjangan yang diberikan Google ke karyawan, tak sesuai dengan nominal yang telah disepakati
“Kami ingin setidaknya memiliki kesempatan bertahan hidup dengan pekerjaan ini, namun krisis memaksa Google untuk mengurangi karyawan. Sayangnya gaji dan tunjangan yang dijanjikan Google tidak sesuai.” jelas Zai Snell, salah satu subkontraktor pada protes di California, saat diwawancarai Bloomberg pada Kamis (2/2/2023).
Masa yang kecewa langsung turun ke jalanan yang berada tepat di depan kantor Google, dengan melontarkan kalimat – kalimat penolakan mereka berdiri sambil membawa spanduk. Kondisi serupa juga terlihat pada kantor perusahaan Google yang berada di New York City.
Sebanyak 50 karyawan berdiri di luar kantor Google di Ninth Avenue, aksi demo ini digelar selang beberapa menit setelah perusahaan induk Alphabet Inc melaporkan hasil pendapatan kuartal keempat, yang melonjak sebesar 13,6 miliar dolar AS pada Jumat (3/2/2023).
“Hari ini Google merilis laporan kuartalan dengan miliaran keuntungan, jelas pemangkasan 12.000 karyawan merupakan penghematan kasar. Demi membeli saham senilai miliaran mereka mengorbankan para pekerja” kata Alberta Devor, seorang insinyur perangkat lunak di Google.