News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Rabu Pagi, Rupiah Menguat, Kini di Level Rp 15.139 per Dolar AS

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Karyawan menunjukkan mata uang Rupiah dan Dolar AS di tempat penukaran uang di Jakarta. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 15.139 pada Rabu (8/2/2023) pagi pukul 10.25 WIB.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 15.139 pada Rabu (8/2/2023) pagi pukul 10.25 WIB.

Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda menguat tipis 9 poin.

Di mana sebelumnya pada kemarin, Selasa (7/2/2023), nilai tukar rupiah di level Rp 15.148.

Baca juga: Rupiah Menguat 0,61 Persen Sepekan, Tertinggi dalam Tiga Pekan 

Pengamat Pasar Keuangan Ibrahim Assuaibi sebelumnya mengatakan, rupiah hari ini masih akan berfluktuasi dan cenderung melemah.

"Untuk perdagangan besok (hari ini) mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 15.130 hingga Rp 15.200," ucap Ibrahim dalam analisanya.

Kemarin, nilai tukar rupiah ditutup melemah 93 poin, yakni ke level Rp15.148 per dolar AS.

Ibrahim menuturkan, pelemahan mata uang Garuda disebabkan oleh berbagai faktor. Baik eksternal maupun internal.

Untuk faktor eksternal, terdorong sentimen indeks dolar melemah pada hari Selasa dari reli pada awal minggu, tetapi melayang di dekat puncak satu bulan karena para pedagang menaikkan perkiraan tingkat suku bunga Federal Reserve AS yang diperlukan untuk menjinakkan inflasi.

Baca juga: Rupiah Bergerak Menguat, Kini di Level Rp14.986 per Dolar AS

Pelemahan rupiah yang tidak terjadi terlalu dalam juga terbantu sentimen laporan cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2023 yang mencapai 139,4 miliar dolar AS atau sekitar Rp 2.111,8 triliun.

Angka tersebut meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Desember 2022 sebesar 137,2 miliar dolar AS.

"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Januari 2023 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah. Selain itu juga dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa," pungkas Ibrahim.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini