News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kejar Target Bauran EBT 23 Persen, Pemanfaatan Energi Panas Bumi Mulai Digenjot

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petani menuju ladang melewati jaringan pipa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang dioperasikan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (21/3/2015).

Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Sulistyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) menggenjot pemanfaatan energi panas bumi sebagai upaya mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT) 23 persen pada 2025 dan 24,2% pada 2030.
 
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 mencatat, pembangkit listrik panas bumi dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar dan ramah lingkungan.

Hal ini menjadi kunci pencapaian target tersebut, di mana hingga 2021 bauran energi EBT baru sebesar 11,5%.
 
Berdasarkan RUPTL 2021-2030, PLN memproyeksikan akan ada tambahan pembangkit EBT yang terakumulasi sebesar 10,6 GW hingga 2025 dan 18,8 GW hingga 2029.

Peningkatan bauran energi EBT ini merupakan bagian dari komitmen menuju net zero emission pada 2060.

Presiden Direktur PT Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menyampaikan, panas bumi sebagai salah satu komponen utama bauran energi menjadi pilihan karena karakteristiknya yang ramah terhadap lingkungan, tidak hanya dalam aspek produksi tetapi juga aspek penggunaan, sehingga berperan positif dalam transisi energi di Tanah Air.

 
Pada saat menjalankan proses pengembangan dan pembuatan, kata Ahmad, tenaga panas bumi sepenuhnya juga hampir bebas dari emisi. 

Tidak ada karbon yang digunakan untuk produksi, kemudian seluruh prosedur juga telah bebas dari sulfur yang umumnya telah dibuang dari proses lainnya yang dilakukan.
 
“Itu keuntungan menggunakan energi panas bumi jika dibandingkan dengan energi konvensional. Jika dibandingkan dengan sesama energi baru terbarukan, panas bumi tidak memiliki dampak terhadap ekologi maupun limbah radioaktif, teknologi yang sudah lebih mature, dan stabil seiring dengan tingginya potensi yang dimiliki Indonesia,” ujar Ahmad dalam keterangannya, Kamis (9/2/2023).

Baca juga: Potensi Panas Bumi Indonesia Diproyeksi Jadi Terbesar di Dunia Mencapai 6.210 MW

 Dalam RUPTL, mencatat potensi panas bumi di Indonesia mencapai 29.544 MW, apalagi sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api terbanyak maka potensi panas bumi yang dimiliki Indonesia memang menjadi yang terbesar di dunia.
 
Berdasarkan data ThinkGeoEnergy 2022, kapasitas terpasang panas bumi dunia pada 2021 mencapai 15.854 mega watt (MW), dengan Amerika Serikat sebagai negara dengan kapasitas terpasang terbesar 3.722 MW, disusul Indonesia (2.276 MW), dan Filipina (1.918 MW). 

Baca juga: Jokowi Ajak Pebisnis Selandia Baru Investasi Energi Panas Bumi di Indonesia

Adapun, hingga 2022, kapasitas terpasang energi panas bumi di Indonesia mencapai 2.347,63 MW (proyeksi Kementerian ESDM).
 
Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.347,63 MW tersebut, PGE mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).
 
Direktur Eksplorasi dan pengembangan Pertamina Geothermal Energy Rachmat Hidayat menambahkan, dengan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1.877 MW, PGE dapat menyalurkan listrik untuk sekitar 2.085.000 rumah tangga atau setara 88.752 BOEPD bahan bakar fosil.

Baca juga: Kenaikan Harga BBM Momentum Pacu Target Bauran Energi Nasional

RUPTL menargetkan pada 2025 akan ada tambahan kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 870 MW, dari proyeksi 2024 hanya sebanyak 141 MW. Sepanjang 2021-2030, ditargetkan ada tambahan kapasitas terpasang panas bumi sebesar 3.355 MW.
 
Direktur Panas Bumi, Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konversi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Harris Yahya menegaskan pemerintah tengah mempercepat pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) di Indonesia.
 
“Pada 2030, pemerintah menargetkan pembangunan PLTP dengan kapasitas sebesar 3.355 MW untuk memenuhi target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025. Itu sudah tercantum dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) 2021-2030,” ungkapnya.
 
Harris mengungkapkan pemanfaatan EBT di Indonesia baru sekitar 0,3% dari total potensi. Untuk itu, pemerintah meluncurkan sejumlah program untuk mendorong EBT, di antaranya insentif pajak seperti pada panas bumi maupun kepastian harga pada EBT.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini