News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Biaya Proyek Kereta Cepat Bengkak Jadi Rp 18,29 Triliun, Ini Penyebabnya

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rangkaian Comprehensive Inspection Train (CIT) Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sedang memastikan rel, sistem kelistrikan dan sistem pendukung lainnya dalam kondisi prima jelang uji dinamis tidak jauh dari Depo Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (14/11/2022). PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) akan menampilkan uji dinamis KCJB di gelaran G20 Showcase pada 16 November 2022, yang akan disaksikan oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden China Xi Jinping melalui telekonferensi. TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengungkapkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung mengalami pembengkakan biaya, alias cost overrun.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, nilai pembengkakan biaya ditaksir mencapai 1,2 miliar dolar Amerika Serikat (AS).

Angka tersebut setara dengan Rp 18,29 triliun (asumsi kurs Rp15.242 per dolar AS).

Baca juga: Finnet Dukung Digitalisasi Sistem Pembayaran Proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung

Ia melanjutkan, pembengkakan biaya proyek transportasi masal tersebut terjadi di berbagai komponen, mulai dari harga material, pajak, harga tanah, dan salah satunya frequency clearing.

"Memang kita sepakat pada angka cost overrun 1,2 miliar dolar AS, ini sedang kita rapikan," ucap pria yang akrab disapa Tiko dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR-RI di Jakarta, Senin (13/2/2023).

"Jadi memang ada beberapa item yang mereka ingin melakukan kajian terkait pajak, dan terkait dengan biaya clearing frekuensi. Tapi kita sudah sepakat angkanya," sambungnya.

Kementerian BUMN dalam waktu dekat akan melaporkan angka pembengkakan biaya sebesar Rp 18,2 triliun kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).

Agar mengetahui apakah nilai tersebut relevan atau tidak.

Baca juga: Ini Pemicu Bengkaknya Anggaran Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Menurut Staf Erick Thohir

Tiko juga melanjutkan, dengan adanya pembengkakan biaya maka Pemerintah berpeluang untuk mencari pembiayaan dari utang.

Salah satu sumber pembiayaannya berasal dari China Development Bank atau CDB.

"Kami harus maju ke BPKP untuk menyesuaikan angkanya dan ke komite. Harapan kami ke depan ketika sudah diketok angkanya setelah itu kita proses tambahannya yang pinjaman dari CDB," papar Tiko.

Kementerian BUMN juga menegaskan pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap berjalan meskipun terdapat pembengkakan biaya.

"Dan progres di lapangan tidak terganggu dan terus berjalan, pemasangan track dan lain sebagainya, jadi secara proyek tidak terganggu," pungkas Tiko.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini