News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rupiah Terkapar Terhadap Dolar AS di Penghujung Pekan, Kini di Level Rp15.210

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berada di level Rp15.210 pada Jumat sore (17/2/2023).

Angka tersebut mengalami pelemahan 51 poin jika dibandingkan dengan kemarin (16/2/2023).

Di mana, mata uang Garuda pada Kamis berada di level Rp15.159 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Pagi Dibuka Melemah ke Rp 15.188 Per Dolar di Pasar Spot

Berdasarkan pantauan Tribunnews, pergerakan nilai tukar rupiah mengalami fluktuasi di sepanjang pekan ini.

Mengutip Bloomberg spot, pada Senin (13/2), kurs rupiah berada di level Rp15.212 per dolar AS, atau melemah 79 poin dibandingkan sebelumnya.

Kemudian pada Selasa (14/2) rupiah bergerak menguat 46 poin ke level Rp15.166.

Kemudian kembali melemah pada Rabu (15/2) di level Rp15.206.

Dan pada Kamis (16/2) sempat menguat 47 poin di level Rp15.159 per dolar AS.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, nilai tukar rupiah per 15 Februari 2023 tercatat menguat 2,39 persen dibandingkan dengan level akhir Desember 2022.

Apresiasi Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan dengan apresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina (0,99 persen), Thailand (0,85 persen), dan Malaysia (0,27 persen).

Baca juga: Perusahaan Jamu Ini Salurkan Bantuan Kemanusiaan Bagi Korban Gempa Turki Senilai 500 Juta Rupiah

"Rupiah yang terus menguat ini didorong oleh aliran masuk modal asing ke pasar keuangan domestik sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek ekonomi domestik yang tetap baik dengan stabilitas yang terjaga, imbal hasil aset keuangan domestik yang tetap menarik, dan ketidakpastian pasar keuangan global yang mereda," ucap Perry dalam konferensi pers BI di Jakarta, (16/2/2023).

Ia melanjutkan, ke depan Bank Indonesia memprakirakan Rupiah terus menguat sejalan prospek ekonomi yang semakin baik dan fundamental ekonomi yang kuat, sehingga akan mendorong penurunan inflasi lebih lanjut.

"Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation) diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi TD valas DHE sesuai dengan mekanisme pasar," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini