"Saat ini sudah menjadi trennya adalah sudah ada jangka waktunya, ada expired, ada masa tenggangnya. Jadi kalau saat ini trennya sofa warna biru, lalu dimensinya besar dan tentunya sudah banyak orang yang akhirnya membagikan ke temannya atau ke mana," papar Rohadi.
Furniture lama, kata dia, akan dikeluarkan dari rumah dan diganti dengan yang memiliki warna meneduhkan maupun bersifat ramah lingkungan.
"Dan di rumah itu sudah digantikan dengan furniture-furniture atau dengan warna-warna yang kira kira sudah bisa meneduhkan. Karena sekarang ini kita sudah mulai memikirkan lestari (berkelanjutan)," tutur Rohadi.
Baca juga: Daihatsu Kenalkan All New Ayla dengan Desain dan Mesin Baru, Ini Gambarannya
Terkait tren desain interior pada tahun ini, Panorama Media kembali menggandeng Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (ASAKI) untuk menggelar pameran Keramika Indonesia yang akan dihelat bersamaan dengan pameran MegaBuild Indonesia (MBI) di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, pada 23 hingga 26 Februari mendatang.
Event ini melibatkan beberapa industri di Indonesia, mulai dari bahan bangunan, interior, arsitektur hingga industri keramik.
Ketua Umum ASAKI, Edy Suyanto mengatakan bahwa saat ini kegiatan infrastruktur kembali menggeliat pasca pandemi mulai mereda.
Pada 2023, industri konstruksi diperkirakan tetap tumbuh sebesar 5,78 persen dan ini didorong oleh 3 penggerak pasar konstruksi di tanah air, meliputi residensial, industrial dan infrastruktur.
Kapasitas produksi keramik nasional pun tercatat mencapai 79 persen pada 2022, ini merupakan angka utilisasi kapasitas produksi keramik tertinggi sejak 2014.
"Melanjutkan kinerja tahun 2022, industri keramik diprediksi melaju di tahun 2023, ketidakpastian ekonomi tetap terus menciptakan peluang baru untuk kami," kata Edy.
Proyeksi tingkat utilisasi dan kapasitas produksi keramik pun terus naik ke level 83 hingga 85 persen dan target pertumbuhan penjualan ekspor keramik diharapkan sekitar 5 persen pada 2023.
Perubahan gaya hidup konsumen yang lebih mengutamakan kesehatan, efektivitas, ramah lingkungan hingga pemanfaatan teknologi pun lebih tinggi dari tahun sebelumnya.
Ini tidak hanya terkait dari kebutuhan sehari-hari konsumen saja, namun juga pemilihan produk bahan bangunan, renovasi, interior hingga konstruksi.
Presiden Direktur Panorama Media, Royanto Handaya mengatakan bahwa perkembangan pasca pandemi dari segi industri dan konsumen membuat pihaknya akhirnya kembali menggelar pameran ini.
Megabuild Indonesia ke-20 dan Keramika Indonesia ke-9 tahun ini akan diikuti lebih dari 400 merek dari 12 negara dan regional seperti Singapura, Malaysia, Korea, India, China, Vietnam, Italia, Jepang, Taiwan, Thailand, Jerman dan tentu saja Indonesia.
"Kami menghadirkan ratusan produsen, merek, produk dan juga inovasi yang dapat menjadi solusi atas perubahan gaya hidup masyarakat pasca pandemi," kata Royanto.
Selain HDII Nasional, Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta juga akan ikut ambil bagian dalam event ini.