Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan sedang mengkaji rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) perusahaan tambang PT Amman Mineral Internasional.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, PT Amman Mineral sudah menyampaikan dokumen pernyataan pendaftaran penawaran umum perdana saham kepada OJK.
"Saat ini OJK sedang melaksanakan penelaahan atas dokumen pernyataan pendaftaran yang dimaksud," kata Inarno dalam konferensi pers, dikutip Selasa (28/2/2023).
Namun, Inarno menyampaikan, nilai emisi dan jumlah saham masih belum diketahui secara pasti. Pasalnya, harga penawaran itu bisa dilihat setelah pelaksanaan perseroan memperoleh izin publikasi dan book building.
"Jadi saat ini memang kita masih belum bisa menentukan nilainya berapa, harga nya berapa, dan jumlah emisi nya berapa," tegasnya.
Mengutip Kontan, Amman Mineral Internasional mengincar dana IPO sejumlah 1 miliar dolar Amerika Serikat. Jika menggunakan kurs di Rp 15.274, maka nilainya mencapai Rp 15,27 triliun.
Recana IPO tersebut bakal menjadi nilai IPO terbesar di Indonesia pasca pencatatan saham perdana PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) alias Mitratel senilai 1,3 miliar dolar Amerika Serikat di November 2021.
Baca juga: Saham PGE Bergerak Fluktuatif di Hari Pertama Perdagangan Pasca IPO
Amman Mineral Internasional telah menunjuk PT Mandiri Sekuritas sebagai underwriter. PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dikabarkan akan menjadi pembeli strategis.