Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden United in Diversity (UID) Tantowi Yahya menilai Provinsi Bali cocok menjadi destinasi utama wisata kesehatan.
Menurutnya, industri kesehatan dan pelayanan kesehatan, masyarakat dan media juga mendukung keinginan Presiden dan sepakat dengan rencana Pemerintah tersebut.
“Bali punya kelebihan dan karakter yang tidak dimiliki oleh daerah lain yang membuatnya cocok menjadi pusat pencegahan, perawatan dan pemulihan semua penyakit termasuk kanker,” ujar Tantowi dalam dialog tingkat tinggi World Cancer Awareness Month 2023 dikutip Senin (6/3/2023).
Baca juga: Wisata Medis dan Wisata Kesehatan sedang Dikembangkan Kemenparekraf, Apa Itu?
Dialog tingkat tinggi ini dilaksanakan atas kerjasama UID dengan stakeholder dalam rangka memperingati Hari Kanker Dunia ini berlangsung sukses.
Tantowi menjelaskan banyak info dan data menarik yang disampaikan dan ditanyakan ke panelis dan juga ke Menkes Budi Gunadi Sadikin.
“Meski Bali bisa dikatakan siap khususnya di infrastruktur utama seperti rumah sakit, namun Bali masih kekurangan SDM yang terampil yang sesuai dengan kualifikasi klinisi dan medikasi internasional,” terang Tantowi.
Dia menekankan tidak bisa Bali hanya mengandalkan keramah tamahan.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibereskan sebelum pasien domestik dan internasional datang "menyerbu" Bali,” imbuhnya.
Sementara itu, Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada 40 juta penderita kanker di seluruh dunia setiap tahunnya dan 50 persennya meninggal.
Di Indonesia sendiri ada 400 ribu orang yang terkena kanker dan sama dengan data global, 50 persen meninggal.
“Angka ini menunjukkan Kanker jauh lebih bahaya dari Covid,” ungkap Menkes.
Pasien kanker di Indonesia, menurut Menteri Menkes, selama ini masih bisa ditangani di Indonesia.
Baca juga: Layanan Destinasi Wisata Kesehatan di Labuan Bajo
"Kita punya banyak rumah sakit dan oncologist yang siap menangani dan melayani. Meski demikian hingga hari ini masih banyak orang Indonesia yang berobat ke luar negeri" ujar dia.
Orang Indonesia yang berbondong-bondong ke luar negeri untuk berobat juga sangat menjadi perhatian Presiden Jokowi.
"Dua miliar dollar Amerika dihabiskan setiap tahun untuk berobat di luar negeri. Ini tidak boleh terjadi lagi. Kita harus mampu mengobati semua penyakit di Indonesia," ujar Presiden ketika meresmikan pembangunan Rumah Sakit Majo yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Kesehatan di Sanur dua tahun lalu.