Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lingkungan bisnis yang berubah cepat membuat perusahaan harus melakukan transformasi bisnis yang lincah pula.
Menurut survei dari McKinsey, 70 persen upaya transformasi perusahaan gagal. Sebagian orang mengira penyebabnya adalah teknologi. Nyatanya 84 persen upaya transformasi gagal disebabkan karena faktor orang berdasar artikel di Forbes Insight.
Praktisi dan pemerhati manajemen Dr. Indrawan Nugroho mengatakan, transformasi perusahaan yang cepat biasanya diikuti dengan disrupsi.
Indrawan mendefinisikan disrupsi sebagai sebuah era ketika pemain baru dengan inovasinya berhasil menggeser kedudukan pemain lama dalam waktu yang relatif cepat.
Baca juga: Selain Ilegal, Menjual Barang Thrifting Juga Rugikan UMKM
"Inovasi yang dibawa pemain baru itu lebih berkualitas, lebih efisien, juga lebih bermanfaat dengan menawarkan harga yang lebih murah.
Lebih daripada itu, disruption telah mengganti seluruh sistem yang bergerak dengan cara-cara lama.
Dalam hal ini, ada tiga disrupsi yang muncul serentak di seluruh dunia, yaitu digital disruption, millenial disruption, dan terakhir yang terjadi begitu mengerikan adalah pandemic disruption," ujarnya saat menjadi pembicara di public training Exponential Leadership bertajuk “Leaders Lead To Create The Future By Transforming People” di Jakarta, Selasa 14 Maret 2023.
Menurutnya, ada 3 prinsip yang harus dimiliki oleh seorang exponential leader Tiga prinsip itu yang pertama adalah leaders lead, kedua create the future, dan ketiga transform people.
Baca juga: Dorong Pemulihan Ekonomi, Airlangga Hartarto Banyak Dipilih Pelaku Usaha dan UMKM
Ketiga prisip itu terangkum di dalam satu kalimat: “leaders lead to create the future by transforming people”. "Tiga prisip itu yang bisa dijadikan modal seorang exponential leaders sehingga dapat memiliki banyak terobosan sekaligus mampu menggalang dukungan dari berbagai pihak," kata Indrawan.
Setelah mengenal prinsip seorang exponential leader, peserta mulai diajak untuk mengenal sekaligus mempraktekkan lima modus Exponential Leadership.
Yaitu kebiasaan yang perlu diulang-ulang dalam hidup dan pekerjaan untuk mewujudkan diri menjadi pemimpin yang exponential.
Modus yang pertama yaitu Inspire Greatness, disampaikan langsung oleh Jamil Azzaini, pakar dan pemerhati manajemen.
Menurutnya, tidak mudah menemukan greatness, yaitu sebuah kualitas untuk menjadi hebat, berbeda dari yang lain, dan menonjol di atas rata-rata orang kebanyakan.