Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK – Goldman Sachs telah memangkas proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) untuk 2023, seiring dengan mundurnya pinjaman dari bank kecil dan menengah di tengah gejolak dalam sistem keuangan yang lebih luas.
Analis di perusahaan menurunkan perkiraan pertumbuhan PDB AS sebesar 0,3 poin persentase menjadi 1,2 persen di bawah ekspektasi bahwa bank yang lebih kecil akan berusaha mempertahankan likuiditas jika mereka perlu memenuhi penarikan deposan, yang menyebabkan pengetatan substansial dalam standar pinjaman bank.
"Bank kecil dan menengah memainkan peran penting dalam ekonomi AS," tulis para analis.
Baca juga: Sri Lanka Pangkas Jumlah Personel Militer hingga 65 Ribu Orang, Imbas Krisis Ekonomi
“Setiap dampak pinjaman kemungkinan akan terkonsentrasi di subset bank kecil dan menengah,’ sambungnya.
Menurut Goldman Sachs, bank dengan aset kurang dari 250 miliar dolar AS memiliki sekitar 50 persen pinjaman komersial dan industri AS, 60 persen pinjaman real estat perumahan, 80 persen pinjaman real estat komersial, dan 45 persen pinjaman konsumen, menurut perusahaan.
Adapun dua perbankan AS yang mengalami keruntuhan yakni Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank menyumbang hanya 1 persen dari total pinjaman bank. Goldman mencatat bagian pinjaman sebesar 20 persen untuk bank dengan rasio pinjaman terhadap simpanan yang tinggi dan 7 persen untuk bank dengan bagian rendah dari simpanan yang diasuransikan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Regulator keuangan AS telah menyita kedua bank awal pekan ini dan memastikan deposan akan mendapatkan kembali akses penuh ke dana mereka melalui dana asuransi simpanan FDIC. Meski demikian, banyak deposan tidak diasuransikan karena batas 250.000 dolar AS pada simpanan yang dijamin.
Sementara itu, para analis berasumsi bank-bank kecil dengan porsi simpanan yang tertutup FDIC yang rendah akan mengurangi pinjaman baru sebesar 40 persen dan bank-bank kecil lainnya akan mengurangi pinjaman baru sebesar 15 persen, yang menyebabkan hambatan 2,5 persen pada total pinjaman bank.
“Efek pengetatan akan memiliki dampak yang sama pada pertumbuhan permintaan seperti halnya kenaikan suku bunga 25 sampai 50 basis poin,” kata para analis.