Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, ISLAMABAD - Panglima militer baru Pakistan melakukan perjalanan resmi pertamanya ke Arab Saudi saat Pakistan menghadapi krisis ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jenderal Syed Asim Munir telah mengikuti jejak para pendahulunya dalam mengunjungi Arab Saudi, sekutu dekat Pakistan dalam hal pertahanan dan ekonomi, melalui perjalanan perdananya ke luar negeri. Dia juga akan mengunjungi Uni Emirat Arab selama perjalanan luar negerinya.
“COAS akan bertemu dengan pimpinan senior kedua negara untuk membahas hal-hal yang menjadi kepentingan bersama, kerja sama militer-ke-militer, dan hubungan bilateral yang berfokus pada masalah terkait keamanan,” kata media militer Iran, Inter-Services Public Relations (ISPR), yang dikutip dari Al Jazeera.
Baca juga: Pakistan Krisis Ekonomi, Mal dan Toko Kini Tutup Lebih Awal
Munir dilaporkan membahas kerja sama militer dengan menteri pertahanan Arab Saudi Pangeran Khalid bin Salman bin Abdulaziz di ibu kota Riyadh pada Kamis (5/1/2023), menurut Saudi Press Agency.
“Kami menekankan kemitraan strategis antara negara-negara persaudaraan kami, meninjau kembali hubungan militer dan pertahanan bilateral, dan membahas cara-cara untuk memperkuat kerja sama kami,” cuit Pangeran Khalid bin Salman di akun Twitter-nya.
Situasi Keuangan di Pakistan
Kunjungan Jenderal Munir ke Arab Saudi terjadi saat Pakistan menghadapi krisis ekonomi karena cadangan devisa negara itu mencapai kurang dari 6 miliar dolar AS, tingkat terendah sejak April 2014, yang hanya dapat menutupi biaya impor selama sebulan.
Inflasi di Pakistan telah meroket sementara negara itu juga berurusan dengan dampak dari bencana banjir pada tahun lalu yang mengakibatkan kerugian lebih dari 30 miliar dolar AS.
Awal pekan ini, Menteri Keuangan Pakistan Ishaq Dar dalam sebuah konferensi pers mengungkapkan harapannya agar Arab Saudi akan menaruh depositonya di bank sentral Pakistan untuk memberikan bantuan ekonomi.
Pakistan membutuhkan uang Arab Saudi untuk menopang cadangan devisa dan memastikan Islamabad tidak mengalami gagal bayar (default).
Baca juga: Bom Bunuh Diri Taliban Pakistan di Islamabad Tewaskan 1 Polisi dan Lukai Warga
Riyadh menyetor 3 miliar dolar AS pada November 2021, di bawah masa jabatan mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.
Sejak menjabat pada April 2022, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah melakukan perjalanan ke beberapa negara Teluk untuk mencari bantuan ekonomi dan investasi.
Sementara itu, antara April hingga November tahun lalu, Arab Saudi telah memberikan bantuan lebih dari 900 juta dolar AS dan sekitar 500 juta dolar AS digunakan untuk mengimpor minyak.
Sedangkan Qatar berjanji untuk menginvestasikan 3 miliar dolar AS selama perjalanan Sharif ke Doha pada Agustus.
Baca juga: Pasukan Pakistan Bebaskan Petugas yang Disandera Taliban Pakistan, 33 Militan Tewas