Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Investasi di sektor digital Indonesia masih tumbuh positif dengan nilai kesepakatan 3 miliar dolar AS pada kuartal I 2022.
Bidang yang paling diminati investor adalah jasa keuangan digital, termasuk financial technology atau fintech.
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Rudy Salahuddin, mengatakan, besarnya investasi tersebut diharapkan dapat memperkuat basis pendanaan atau permodalan platform fintech dan mendorong pemanfaatannya bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Baca juga: Bazar Kuliner Ramadan Jadi Strategi Relawan Sandi Bantu UMKM di Sukabumi
“UMKM merupakan critical engine perekonomian. Mengingat, 99 persen jenis usaha yang ada di Indonesia adalah UMKM yang jumlahnya mencapai 64,2 juta unit. Dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 60,51 persen serta kemampuan menyerap hampir 97 persen dari total tenaga kerja nasional,” kata Rudy dalam webinar yang diselenggarakan Akurat.co dengan tema Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan UMKM, ditulis Rabu (29/3/2023).
Data perbankan Indonesia yang diterbitkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dari total
kredit atau pembiayaan yang telah disalurkan, dari Rp6.423,6 triliun, sebanyak Rp1.348 triliun di antaranya disalurkan kepada UMKM. Artinya, UMKM mampu menyerap 21 persen dari total pembiayaan yang disalurkan.
Kata Rudy, pemerintah terus memperluas akses pembiayaan UMKM dan meningkatkan kredit UMKM terhadap total kredit perbankan yang mencapai 30 persen pada tahun 2024.
Kendati demikian, data survei dari Bank Indonesia tahun 2020 mencatat, sebanyak 69,5 persen tak memiliki akses kredit perbankan. Adapun, kendala bagi UMKM antara lain tidak memiliki agunan, rendahnya pengetahuan UMKM terkait pencatatan transaksi keuangan, dan belum adanya legalitas usaha bagi UMKM.
“Kehadiran sektor jasa keuangan digital melalui berbagai layanan fintech dapat menjadi alternatif bagi UMKM. Skema pembiayaan melalui fintek di antaranya melalui fintech lending/peer-to-peer lending/pinjaman online dan crowd funding atau bisnis patungan,” kata dia.
Sampai dengan 5 Januari 2023, total jumlah penyelenggara fintech peer-to-peer lending yang berizin di OJK sebanyak 102 perusahaan.
Jumlah penyaluran pinjaman online per Januari 2023 telah mencapai Rp18,37 triliun atau meningkat 35,72 persen (year in year/yoy) dibanting Januari 2022.
“Pinjaman online tersebut disalurkan kepada lebih dari 15 juta entitas peminjam,” ujar Rudy.
Baca juga: Larangan Impor Pakaian Bekas Disebut Justru Korbankan UMKM, Ini Kata KNPI
Sementara itu, Direktur Bisnis Penjaminan PT Jamkrindo, Henry Panjaitan mengatakan, Jamkrindo menjadi perusahaan penjaminan yang fokus memberikan akses permodalan bagi pelaku atau perusahaan UMKM yang tidak memiliki akses kepada perbankan.
“Jamkrindo memang atau termasuk pemain utama dalam penjaminan kredit kepada UMKM,” kata Henry dalam webinar yang diselenggarakan Akurat.co dengan tema Digitalisasi Dalam Mendukung Akses Permodalan UMKM, Selasa (28/3/2023). Webinar ini didukung oleh Bank Indonesia (BI), BNI dan PT Jamkrindo.
Kinerja Jamkrindo dalam 5 tahun terakhir, kata Henry, terlihat bahwa volume penjaminan produktif khusus UMKM sudah merangkak naik, dari Rp111 triliun pada 2018 menjadi Rp312 triliun pada akhir 2022.
Baca juga: Sasar UMKM Sebagai Penerima Bantuan Sepeda Motor Listrik, Luhut Harap Swap Baterai Segera Jalan
Per Oktober 2022, volume penjaminan Jamkrindo secara korporat tumbuh menjadi Rp60 triliun atau 39 persen dati tahun sebelumnya. Per Oktober 2022, UMKM yang dijamin Jamkrindo secara korporat meningkat 366.586 atau sebesar 5 persen dari tahun sebelumnya.
“Berdasarkan riset, 7 dari 10 pelaku UMKM membutuhkan modal usaha sebagai yang paling dibutuhkan,” ujarnya.
Untuk membangun ekosistem digital bagi para UMKM, Ia menyebut Jamkrindo secara konsisten terus melakukan pembinaan dan pendampingan dengan beragam pelatihan untuk UMKM, antara lain seperti pelatihan optimalisasi media sosial, branding, memperluas marketing dengan ecommerce, pencatatan laporan keuangan menggunakan aplikasi, peningkatan kualitas produk dan banyak program pelatihan lainnya.