TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang Hari Raya Idul Fitri ini harga beras di 60 kota masih mengalami kenaikan harga. Sebanyak 25 kota mengalami penurunan harga beras, dan 1 kota tidak mengalami perubahan harga.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengatakan, kenaikan harga beras tertinggi tercatat di Luwuk , Sulawesi Tengah, dengan kenaikan sebesar 25,44 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Penurunan harga beras terdalam terjadi di Kota Mataram, yakni sebesar 8,50% secara bulanan. Sebagai catatan, Kota Palopo dan Luwuk mengalami peningkatan harga beras lebih dari 10%.
“Secara umum penurunan harga beras mulai banyak terjadi di kota-kota Pulau Jawa dan Sumatra. Meski demikian kota di Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggaran Timur masih mengalami kenaikan harga beras,” tutur Pudji dalam konferensi pers, Senin (3/3).
Pudji memerinci, kenaikan harga beras tertinggi terjadi di Pulau Sumatra yakni di Kota Bengkulu sebesar 2,82%, dan penurunan terdalam terjadi di Kota Lhokseumawe sebesar -3,43 persen.
Kenaikan tertinggi di Pulau Jawa terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 4,72%, dan penurunan harga beras terdalam terjadi di Kota Serang sebesar -4,72%.
Di Pulau Bali dan Nusa Tenggara yakni di Maumere sebesar 7,86%, dan penurunan terdalam di Kota Mataram sebesar -8,50 persen.
Baca juga: Menjelang Ramadan Harga Beras Semakin Melonjak, Pemerintah Berencana Impor Lagi
Di Pulau Maluku dan Papua kenaikan harga beras tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 2,65%, dan deflasi terdalam di Marauke sebesar -0,29%. Di Pulau Sulawesi kenaikan tertinggi di Luwuk sebesar 25,44%, dan kenaikan terendah di Kota Kotamobagu sebesar 1,42%.
Baca juga: Harga Beras Semua Jenis Mengalami Kenaikan, Ini Datanya
Terakhir di Pulau Kalimantan kenaikan harga beras tertinggi terjadi di kota Palangkaraya sebesar 3,11%, dan penurunan harga beras terendah terjadi di Kota Banjarmasin sebesar 0,23 persen.
Laporan Reporter: Siti Masitoh | Sumber: Kontan