TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatat kenaikan nilai kas dan setara kas akhir Desember 2022 menjadi Rp2,15 triliun dari tahun sebelumnya Rp748 miliar.
"Hal ini didukung dengan diperolehnya dana dari aksi korporasi unlock value anak usaha yang dimiliki KAEF, yaitu PT Kimia Farma Apotek (KFA)," kata Direktur Utama KAEF David Utama dalam keterangannya, Rabu (5/4/2023).
David menjelaskan, aksi korporasi unlock value ini mendukung modal kerja dan pengembangan bisnis KFA dengan New Bussiness Model with Digitalization, mengkombinasikan offline dan online store dengan strategi omnichannel, integrasi Apotek-Klinik-Lab Diagnostika, serta New Digital Channel.
Adapun pasca aksi korporasi unlock value KFA menghasilkan dana sebesar Rp1,86 triliun disertai dengan pembebanan pajak sebesar Rp76 miliar.
Selain itu, pada 2022 entitas anak KAEF yaitu KF Dawaa di Saudi Arabia membukukan kerugian sebesar Rp24 miliar akibat tidak adanya kegiatan ibadah haji dan umroh selama pandemi.
Dengan adanya aksi korporasi dan kondisi entitas anak tersebut, memberikan pengaruh terhadap pencatatan kerugian sebesar Rp109 miliar.
Kemudian, sepanjang tahun lalu perseroan telah menurunkan beban usaha sebesar 5,41 persen atau Rp189 miliar dibandingkan tahun 2021. Efisiensi beban usaha dilakukan melalui optimalisasi biaya distribusi untuk seluruh produk.
Baca juga: Kembangkan Industri Kesehatan, Kimia Farma Alihkan Saham Anak Usaha Senilai Rp1,8 Triliun
Di samping itu, KAEF mengupayakan penurunan beban keuangan sebesar 14,21% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini ditopang dengan dukungan perbankan melalui penurunan suku bunga dan kredit investasi serta refinancing.
Baca juga: Gandeng Partner Baru, Kimia Farma Diagnostika Garap Bisnis Gaya Hidup
”KAEF optimis pada tahun 2023 kinerja dapat tetap tumbuh dan memberikan kontribusi laba positif serta cash flow operation yang tetap terjaga positif hingga akhir tahun 2023," paparnya.