Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak berdiri pada 1 Januari 2023, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) mengklaim telah berhasil menjaga pasokan BBM, Gas dan Biomasa untuk Pembangkit PLN selama 100 hari terhitung hingga 10 April lalu.
Mereka menyebut telah memastikan security of supply energi primer batubara dengan pencapaian rata-rata Hari Operasi diatas 20 HOP yang disebut sebagai HOP terbaik sepanjang sejarah.
Sekretaris Perusahaan PLN EPI Mamit Setiawan mengungkap stok rata-rata batubara di beberapa PLTU di Indonesia.
"Saat ini stok rata-rata batubara PLTU PLN di Jamali sebesar 25,6 HOP (Hari Operasi), tanpa ada PLTU dengan kondisi emergency, di Sumatera-Kalimantan (Sumkal) 26,1 HOP, di Sulawesi-Maluku-Papua-Nusa Tenggara (Sulmapana) sebesar 30,9 HOP, dan untuk PLTU IPP sebesar 17,4 HOP," kata Mamit dalam keterangannya, dikutip Sabtu (15/4/2023).
Dia mengatakan HOP LNG masih aman sesuai dengan penjadwalan pengiriman kargo LNG, begitu juga dengan HOP BBM rata-rata di atas 20 hari.
Sebagai bentuk dukungan dalam mengurangi emisi karbon dan menuju Net Zero Emmission 2060, PLN EPI terus melakukan pengembangan ekosistem rantai pasok biomassa dengan target pemenuhan biomassa pada 2023 sebesar 1,08 juta ton.
“Sampai dengan 100 Hari Operasi, PLN EPI telah berhasil mengamankan pasokan biomassa terkontrak sebanyak 1,132 juta ton dan tambahan 105 ribu ton dalam proses negosiasi pengadaan," katanya.
Dia mengatakan, program biomassa ini turut melibatkan masyarakat sehingga bisa memberi dampak ekonomi secara langsung.
Baca juga: Siagakan 3.201 Personel, PLN Nusantara Power Amankan Pasokan Listrik Jelang Hari Raya Idul Fitri
"Program biomassa ini tidak hanya bekerjasama dengan perusahaan, tetapi juga melibatkan masyarakat sehingga bisa memberikan dampak dari sisi ekonomi ke masyarakat langsung,” ujar Mamit.
Selain Biomassa, PLN EPI juga menginisiasi Proyek Gasifikasi dengan membuka tender untuk Nias dan 5 Cluster lainnya seperti Nusa Tenggara, Sulawesi – Maluku, Kalimantan, Papua Utara dan Papua Selatan.
Baca juga: 3 Pembangkit Listrik Jepang Bentuk Kartel, Dikenakan Tambahan Biaya 100 Miliar Yen
Proyek ini bertujuan untuk mengurangi emisi karbon, mengurangi pemakaian BBM, dan meningkatkan efisiensi pembangkit.
“Sumber gas kita saat ini cukup berlimpah. Melalui gasifikasi pembangkit, kami mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca, di mana gas sebagai sumber energi primer dalam menjalankan transisi energi di Indonesia,” kata Mamit.