TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbagai sektor industri berupaya menekan emisi karbon dalam operasional maupun produk yang dihasilkan untuk mendukung upaya pencapaian target net zero emission atau nol emisi pada 2050.
Direktur Operasi Semen Indonesia (SIG), Reni Wulandari mengatakan, perseroan terus berinovasi menciptakan solusi bahan bangunan ramah lingkungan, guna mendukung pembangunan rendah karbon dan hal ini tertuang dalam Peta Jalan Keberlanjutan (Sustainability Roadmap) 2030 SIG.
Salah satu penerapan prinsip ekonomi sirkular yang dilakukan SIG dalam kegiatan produksi adalah melalui penggunaan bahan bakar alternatif dari limbah industri, biomassa, dan sampah perkotaan yang diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF).
Ia menyebut, SIG juga melakukan riset dan pengembangan untuk menghasilkan produk dengan emisi lebih rendah tetapi memiliki kualitas yang setara di kelas peruntukannya yang
disebut dengan green cement.
Pada 2023, penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif di seluruh pabrik SIG mengalami peningkatan mencapai 1,65 juta ton.
SIG juga berhasil mengurangi emisi GRK cakupan 1 (dari operasional) sebesar 4,9 juta ton GRK dibandingkan baseline tahun 2010. Sedangkan pada cakupan 2 (emisi tidak langsung dari energi listrik) berhasil diturunkan sebanyak 0,15 juta ton GRK,” kata Reni ditulis Rabu (10/7/2024).
Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni mengatakan, SIG terus melakukan upaya-upaya untuk mendorong penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah menjalin kerja sama dengan PT Bina Karya, untuk penyediaan solusi bahan bangunan termasuk produk berbahan dasar semen, green cement, produk turunan semen dan bahan bangunan dalam proyek pembangunan IKN.
Baca juga: Smelter Nikel Ceria Resmi Menggunakan Energi Terbarukan yang Dipasok PLN
“Kami sangat mendukung program-program yang mengedepankan keberlanjutan atau sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs) untuk memastikan keberlanjutan kehidupan di bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang dan menjaga pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Vita.