TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto mendorong agar Bank Tabungan Negara (BTN) memperkuat sektor pembiayaan untuk pengadaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Sebab, menurutnya, kebutuhan akan rumah kini menjadi prioritas utama bagi masyarakat dengan kemampuan ekonomi terbatas atau masyarakat berpenghasilan rendah.
Hanya saja, kata dia, masih banyak persoalan yang menjadi penyebab angka serapan hunian tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah masih sangat rendah. Terutama soal akses pembiayaan.
Baca juga: Jokowi Minta Pembangunan Hunian yang Dekat Stasiun Diperbanyak
Oleh karenanya, Darmadi mendorong agar BTN membuat formulasi kebijakan yang lebih acceptable.
"BTN sebagai pionir bank pemerintah dalam hal pengadaan rumah mesti lebih progresif lagi dalam hal regulasinya.
Tadi sudah dijelaskan bahwa MBR banyak kesulitan terkait sektor pembiayaan.
Nah, segmen inilah yang mesti jadi concern BTN," katanya kepada wartawan, Senin (17/4/2023).
Darmadi menjelaskan, jika merujuk data yang ada, rasio atau kemampuan masyarakat berpenghasilan rendah dalam hal memiliki hunian tempat tinggal angkanya masih terbilang rendah.
"Survei Litbang Kompas bahkan menunjukkan hanya seperempat saja MBR yang mampu memiliki hunian tempat tinggal," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, jika mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS) porsi pengeluaran rakyat untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga memegang proporsi tertinggi dibandingkan dengan kebutuhan lainnya.
"Hampir seperempat pengeluaran dialokasikan untuk kebutuhan perumahan dan fasilitas rumah tangga," terang Darmadi.
Itu artinya, kata dia, ada peluang yang cukup prospektif dari sisi bisnis jika melihat permintaan atau kebutuhan rumah oleh MBR.
Baca juga: Tingkat Hunian Kantor Masih Tertekan di Kuartal I 2023
"Angkanya lumayan tinggi yakni mencapai 12,7 juta unit yang dibutuhkan MBR. Tentu ini peluang bisnis yang harus dimanfaatkan betul oleh BTN," tuturnya.
Darmadi mengungkapkan, Pemerintah melalui Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) menargetkan penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) oleh pada tahun 2023 naik jadi 229.000 unit senilai Rp 25,18 triliun.