Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) akan membangun Rumah Produksi Bersama di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
MenKopUKM Teten Masduki mengatakan, hal itu tak lepas dari upaya memperkuat hilirisasi produk fesyen berbasis kulit domba asal Garut.
"Saya bersama desainer Poppy Dharsono dan Bupati Garut akan mengembangkan hilirisasi produk kulit asli Garut, agar kualitas produknya jauh lebih baik," kata Teten dalam keterangannya, dikutip Minggu (7/5/2023).
Baca juga: Indonesia Berkomitmen Kembangkan Industri Hilirisasi Logam dan Ekosistem Kendaraan Listrik
Ketika menghadiri acara PHRI Garut Wisata Explore, ia mengatakan juga akan membangun dan meningkatkan kualitas SDM di dalam Rumah Produksi Bersama tersebut.
"Kami akan bekerja sama dengan pihak lain, terutama dengan para desainer produk-produk kulit, agar SDM di sini semakin berkembang," kata Teten.
Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu kemudian membandingkan produk kulit asli Garut dengan milik merek ternama asal Italia, Gucci.
Menurut dia, kedua produk tersebut sama-sama berumur 100 tahun dan awalnya memproduksi sadel kuda, tetapi Gucci lebih mampu berkembang pesat.
"Zaman kolonial, perajin kulit Garut juga sudah membuat sadel kuda. Namun, produk Italia mampu berkembang pesat hingga menjadi merek ternama dan mendunia. Sementara Garut baru sebatas produk jaket kulit. Itu pun masih harus dibenahi," ujar Teten.
Guna mendukung hal itu, Teten berharap Garut mengembangkan lebih banyak lagi acara besar untuk mempromosikan potensi unggulan daerahnya.
Ia pun membandingkan dengan Jember yang memiliki Jember Fashion Carnival, yang disebut telah menjadi ajang internasional.
Baca juga: Hilirisasi Komoditas Lokal Papua Harus Ramah Lingkungan
"Harus direncanakan dengan matang agar ada event yang masuk kalender nasional, bahkan dunia. Lihat saja di Jember. Mereka punya Jember Fashion Carnaval yang telah menjadi event kalender dunia," kata Teten.
Baginya, melalui pengembangan pariwisata Kabupaten Garut, secara otomatis bakal berdampak pada peningkatan usaha para pelaku UMKM yang ada di wilayah itu.
"Para pelaku UMKM bisa mengembangkan kualitas oleh-oleh khas asal Garut, khususnya dodol dan produk kulit,“ ujar Teten.
Teten mencontohkan Jepang yang mampu mengemas oleh-oleh dari negaranya dengan konsep gift atau kado.
"Mereka tidak sekadar menjual makanan dan kerajinan saja. Lebih dari itu, produk mereka memiliki kemasan yang bagus dan unik. Kita harus mengarahkan Garut seperti itu, karena dari situlah kekuatan UMKM bisa dioptimalkan," kata Teten.