TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Gangguan pada sistem mobile perbankan bisa menimpa siapa saja.
Terbaru dialami aplikasi BSI Mobile dari PT Bank Syariah Indonesia TBK (BRIS) Senin malam (9/5/2024).
Hal ini menjadi perhatian Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi.
Baca juga: Sempat Gangguan, BCA Klaim Layanan Mobile Banking Telah Berangsur Normal
Dia meminta agar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan agar hal tersebut terjadi bukan karena adanya serangan siber dari pihak yang tak bertanggungjawab.
“Keamanan pada layanan digital perbankan masih menjadi isu yang penting. Jangan sampai hal itu menjadi preseden buruk bagi upaya transformasi digital perbankan yang saat ini tengah berlangsung,” ujar Fathan Subchi, Rabu (10/5/2023).
Fathan mengatakan layanan digital dalam dunia perbankan merupakan tren yang tidak bisa dihindari dan bisa menimpa bank mana saja.
Apalagi pemerintah dan kalangan perbankan dalam beberapa tahun terakhir terus menggaungkan transfromasi digital perbankan.
“Kebutuhan layanan digital perbankan ini meningkat pesat selama masa pandemi. Situasi ini menjadi tantangan tersendiri dari kalangan perbankan terutama pemerintah untuk memastikan transformasi digital perbankan benar-benar memberikan kemudahan bagi konsumen,” katanya.
Fathan menegaskan semua pihak agar transformasi digital perbankan harus disertai dengan kesiapan infrastruktur teknologi informasi.
Apalagi keandalan dan keamanan berbagai layanan digital perbankan masih menjadi persoalan serius di tanah air.
“Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara sektor perbankan termasuk berisiko tinggi terhadap serangan siber. Diantara kasus serangan yang dominan antara lain serangan ransomware dan phishing,” katanya.
Politikus PKB ini pun meminta agar pemerintah dan kalangan perbankan secara serius meningkatkan resiliensi sektor perbankan atas berbagai pola baru serangan siber.
Menurutnya bank perlu melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketahanan dan keamanan siber secara berkelanjutan.
"Seluruh kalangan perbankan perlu memastikan tata kelola teknologi informasi perbankan, arsitektur teknologi informasi, manajemen risiko, ketahanan dan keamanan siber dikelola dengan benar,” pungkasnya.