Laporan Wartawan Tribunnews, Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA —Regenerasi petani kelapa sawit plasma di Indonesia perlu terus didorong melalui berbagai kegiatan demi menumbuhkan minat milenial terhadap komoditas kelapa sawit Indonesia, salah satunya adalah workshop petani sawit milenial.
Workshop tersebut dilaksanakan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) yang berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). Berlangsung selama 10-12 Mei 2023 di Anyer, Banten, workshop diharapkan dapat mendorong terjadinya regenerasi petani sawit Indonesia, khususnya di Banten sehingga dapat menjaga berkelanjutan sawit Indonesia.
Kepala Divisi Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) BPDPKS Helmi Muhansyah dalam sambutannya mengatakan BPDPKS selalu siap berkolaborasi, bergorong royong dengan petani sawit milenial melalui berbagai lembaga dan organisasi untuk mendorong kemajuan dan keberlanjutan sawit Indonesia.
"Kami mengharapkan kegiatan ini bisa menjadikan generasi milenial untuk menjadi bangga dengan perkelapasawitan Indonesia, dan turut mengkampanyekan berbagai kebaikan-kebaikan kelapa sawit Indonesia," katanya.
Dia menjelaskan, BPDPKS merupakan badan layanan umum dibawah Kementerian Keuangan yang memiliki tugas menghimpun dana, mengelola dan menyalurkannya untuk kepentingan kelapa sawit Indonesia.
Berbagai program dan kegiatan yang dapat diakses bagi petani kelapa sawit di seluruh Indonesia antara lain pengembangan sumber daya manusia kelapa sawit dimana terdapat beasiswa yang dapat diakses oleh para pekebun-pekebun kelapa sawit di seluruh Indonesia.
Juga terdapat kegiatan riset, promosi kelapa sawit, peremajaan kelapa sawit, sarana prasarana, pemenuhan kebutuhan kebutuhan pangan, hilirisasi industri kelapa sawit dan penyediaan bahan bakar nabati, salah satunya dalam wujud program B-30.
Baca juga: Petani Sawit Tolak Regulasi Deforestasi Uni Eropa, Ajukan Aspirasi Ini ke Pemerintah
"Sawit memiliki peran sangat besar bagi bangsa Indonesia, baik dari segi penghasil devisi maupun menyerap tenaga kerja," kata putra Ponorogo itu.
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Banten Agus M. Tauchid mengatakan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Banten merupakan yang terbesar di Pulau Jawa dengan luas mencapai 18.999 hektar.
Sementara, perkebunan kelapa sawit di Banten didominasi oleh perkebunan besar negara yang mencapai 9.604 hektar atau 53,06 persen, perusahaan besar swasta seluas 2.149 hektar dan perkebunan rakyat tercatat 38,7 persen atau 6.886 hektar.
"Perkebunan rakyat dengan pola PIR sendiri mencapai 6.286 hektar," katanya.
Baca juga: Petani Sawit Sebut Program B35 Hanya Berikan Untung Besar Kepada Pengusaha Biodiesel
Dengan kondisi itu, katanya, dalam rangka mendukung peremajaan sawit rakyat atau PSR, maka fokus kegiatan PSR di Banten lebih bahyak ditujukan kepada petani PIR, khususnya anggota Aspekpir.
Saat ini, realisasi PSR di Banten baru mencapai 1.258 hektar sehingga potensi kelapa sawit PIR yang harus diremajakan masih sangat besar.