News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Masyarakat Diingatkan Waspada Investasi Bodong Berkedok Trading Forex

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi forex

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masyarakat harus bisa membedakan trading forex dan komoditi asli dengan yang abal-abal.

Hal itu disampaikan Narko Santoso, trader dengan gelar Certified Technical Analyst.

Menurutnya, hal yang paling umum dari investasi bodong berkedok trading forex adalah memberikan penawaran investasi dengan menjanjikan fixed income dalam bentuk paket-paket investasi.

Baca juga: Belajar dari Kasus Binary Option, Publik Perlu Layanan Edukasi tentang Trading Forex

Ciri lainnya calon investor juga diminta untuk mencari anggota baru dengan sistem member get member.

"Trading forex asli adalah bisnis penuh dengan pengelolaan resiko, tidak ada iming-iming imbal hasil pasti profit seperti yang biasa ditawarkan bisnis ponzi berkedok robot forex," katanya, dikutip Jumat (12/5/2023).

Narko mengatakan calon trader trading forex harus menggunakan broker umum yang memiliki perizinan dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Forex, lanjutnya, bisa membuat seseorang sukses, namun bukan jalan pintas semalam menuju kesuksesan.

Membutuhkan proses jam terbang untuk mengenal banyak situasi dan kondisi karakter market yang berbeda-beda.

"Trading forex adalah bisnis yang memerlukan ilmu dan pengalaman. Sama halnya kita membangun sebuah bisnis, faktor resiko, kemungkinan, dan kegagalan adalah hal yang dapat terjadi. Bagi kalian yang ingin menekuni bisnis forex dan ingin berhasil fokus belajar sistem trading, analisa, money management, dan mindset trading yang benar," ungkapnya.

Baca juga: Viral Wanita Teriak Jadi Korban Investasi Bodong Hingga Rapat DPR Terhenti, Begini Respons Kapolri

Dia pun menceritakan pengalamannya saat awal mengenal dunia trading forex.

"Ke dunia trading di usia 19 tahun karena ingin merubah kondisi ekonomi keluarga, bertemu teman yg kebetulan juga sedang belajar trading," jelasnya

Awalnya, kata dia, sempat merasakan profit. Memiliki penghasilan Rp 2 juta per minggu jauh lebih besar dari gajinya saat itu yang sebesar Rp 2 juta per bulan.

"Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, dari coba-coba sendiri ikut-ikutan teman, ajak ayah, hingga berani hutang ke saudara, malah berakhir boncos mengalami kerugian dan harus menanggung beban hutang," ungkapnya

Sejak saat itu dia belajar lebih dalam lagi, menghabiskan waktu tiga tahun lamanya untuk bisa melakukan trading dengan benar. Hingga berhasil membangun tim tradingnya.

Pastikan, kata dia, tidak ada kecurangan-kecurangan yang dilakukan broker terhadap akun trading.

Seperti manipulasi harga, requote yang berlebihan, stop loss hunting, software trading yang tidak terkalibrasi, spread dan komisi tinggi, menolak atau menghambat penarikan dana, kebijakan bonus yang menyesatkan, serta delay eksekusi order.

Salah satu komoditi yang menarik untuk dicermati minggu ini, kata dia adalah emas.

Harga emas, lanjutnya, telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di 2.080 dolar AS.

Menandakan tren naik yang kuat. Namun, pada grafik mingguan, ada tanda-tanda bahwa tren ini mungkin melambat, karena ada sinyal pelemahan yang disebut "divergence" menggunakan indikator stochastic oscillator.

Pada grafik harian, jika harga emas mulai turun, mungkin akan terbentuk pola "rising wedge" yang menunjukkan kemungkinan penurunan lebih lanjut, tetapi pola ini hanya akan berlaku jika harga benar-benar menembus garis dukungan.

Dari sisi fundamental, harga emas naik karena Gubernur The Fed, Jerome Powell, menyatakan bahwa bank sentral AS mungkin akan mengambil jeda dalam pengetatan kebijakan moneter mereka.

Ketidakpastian di pasar juga mendorong para investor untuk berinvestasi di emas, yang dianggap sebagai aset yang aman.

Ke depannya, The Fed akan melihat data ekonomi yang masuk sebelum menentukan kebijakan suku bunga.

Meskipun begitu, Powell mengatakan bahwa saat ini bukan waktunya untuk menurunkan suku bunga dan masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa kenaikan suku bunga telah selesai.

Para trader perlu memperhatikan rilis data pengangguran dan lapangan pekerjaan non-pertanian AS pada Jumat, 5 Mei 2023, yang dapat memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai arah pergerakan harga emas.

"Ingatlah untuk selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi harga emas dan mengelola risiko dengan bijak dalam trading," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini