Lasah mengungkap, ekspor makanan adalah bentuk kerja sama dengan perusahaan Arab Saudi Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company (Mashariq) dan dapur-dapur di Mekkah untuk memenuhi kebutuhan konsumsi jemaah haji Indonesia.
Baca juga: Sekolah Asuh Buya Yahya Tak Hanya Menggunakan Bahasa Arab Tapi juga Bahasa Inggris
“Produk-produk juga sudah bersertifikasi halal dan diproduksi dengan kualitas rasa dan kelezatan makanan tradisional Indonesia,” ungkap dia.
Soal nilai kerja sama dalam proyek ini, dia merinci angkanya sebesar 6,5 juta Riyal Saudi atau sekitar Rp 26 miliar. Proses ini terjalin berkat dukungan dari sejumlah kementerian di Indonesia.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim di Pangansari Group yang telah berperan aktif dalam menjadikan impian ini menjadi kenyataan. Tidak lupa, juga terima kasih kepada pemerintah dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dan kerjasama dalam proses ini,” bangga Lasah.
Terakhir, Lasah mendorong terus kemitraan strategis dengan distributor lokal di negara terkait, yang mana merupakan langkah memastikan distribusi yang efisien dan mendalam di pasar tersebut.
“Melalui kolaborasi ini, Pangansari Group berharap agar dapat berkontribusi pada pertumbuhan nasional melalui ekspor, serta produk-produknya dapat terserap dan diminati oleh para konsumen, khususnya di negara-negara Kawasan Timur Tengah dan komunitas Islam di seluruh dunia,” tutup dia.
Sebagai informasi, Pangansari Group memiliki sertifikasi ISO 9001 sebagai jaminan kualitas mutu, ISO 14001 sebagai jaminan keamanan lingkungan, ISO 22001 sebagai jaminan sistem manajemen keamanan pangan, serta ISO 45001 sebagai jaminan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
Selain itu, semua produk dan proses kerja Pangansari Group juga telah memperoleh sertifikasi Halal dan sesuai standar mutu yang berlaku di pasar internasional.
Diketahui, pelepasan ekspor perdana dihadiri oleh Sesditjen PHU Kementerian Agama; Ahmad Abdullah Yunus, Dirjen PEN Kementerian Perdagangan; Didi Sumedi, Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian; Ali Jamil, dan Deputi Bidang Usaha Kecil dan Menengah – Koperasi & UKM; Hanung Harimba