TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat masyarakat terhadap kendaraan listrik saat ini terus menunjukkan tren meningkat.
Mengutip data whole sales (distribusi pabrik ke dealer) Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil listrik berbasis baterai per Agustus 2022 tembus di angka 1.021 unit.
Penjualan bulan berikutnya memecahkan rekor baru dengan mengumpulkan angka 3.781 unit, terbesar di sepanjang tahun 2022.
Sebagai pembanding data pada bulan sebelumnya, hanya terdistribusi 132 unit pada Juni, lalu pada Juli 121 unit. Sejak hadirnya Wuling, penjualan mobil battery electric vehicles (BEV) langsung melonjak tajam.
Baru dua bulan berkiprah di Indonesia, Wuling Air ev sudah terdistribusi sebanyak 2.708 unit pada per Agustus-September 2022. Sedangkan Hyundai Ioniq 5 mencatatkan angka 974 unit. Atas hasil ini, Wuling Air ev menggeser mobil listrik terlaris di Indonesia.
Melihat peluang pasar kendaraan listrik yang terbuka lebar, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) telah menaikkan target penyaluran pinjaman segmen tersebut di tahun ini.
Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latief mengatakan, dengan kondisi saat ini pihaknya optimistis bisa menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan listrik hingga Rp 100 miliar. Adapun, target sebelumnya hanya mencapai Rp 80 miliar.
“Target internal (2023) tetap sama Rp 70 miliar hingga Rp 80 miliar. Tapi kalau melihat kondisinya, kita bisa sampai Rp 90 hingga Rp 100 miliar,” ujar Harry.
Lebih lanjut, Harry menyebutkan saat ini jika dilihat secara market sudah mulai ada peningkatan permintaan. Terlebih, para dealer dinilai juga sudah bisa mendukung ketersedia stok dengan baik.
“Kalau tahun lalu, permintaan ada tapi pemenuhan unit-nya belum sebaik saat ini. Tahun ini, demand-nya ada dan supply-nya ada,” tambahnya.
Baca juga: Michelin Kembangkan Ban Kendaraan Listrik, Empat Hal Jadi Fokus Utama
Hingga tiga bulan pertama tahun ini, Adira telah menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik hampir Rp 20 miliar. Jika dibandingkan periode sama tahun lalu tumbuh sangan pesat karena kala itu penyaluran baru sekitar Rp 500 juta.
Dari sisi jenis kendaraan, Harry menyebut mobil listrik masih mendominasi dibandingkan motor listrik, baik secara nilai maupun unitnya. Secara unit, penjualan mobil listrik lebih dari 2.000 unit, sedangkan motor listrik lebih dari 1.000 unit.
Baca juga: Anies Baswedan Sebut Kebijakan Subsidi Kendaraan Listrik Salah Sasaran
Dilihat dari sisi penggunanya, Harry memang melihat bahwa kebutuhan memakai mobil listrik sudah dalam taraf untuk penggunaan pribadi. Sementara penggunaan dari motor listrik masih terbatas pada kebutuhan secara korporasi, seperti Grab atau Gojek.
“Saat ini penyaluran masih di kota-kota besar, terutama di Jabodetabek, Surabaya, dan Bandung,” tambahnya.
Laporan reporter: Adrianus Octaviano | Sumber: Kontan