News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kamala Harris Peringatkan Warga Amerika Untuk Bersiap Hadapi Resesi, Imbas Gagal Bayar Utang

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris memperingatkan kepada warga negaranya agar bersiap menghadapi risiko resesi serta bencana ekonomi di tahun 2023 sebagai konsekuensi gagal bayar utang Pemerintah AS.

Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris memperingatkan kepada warga negaranya agar bersiap menghadapi risiko resesi serta bencana ekonomi di tahun 2023 sebagai konsekuensi gagal bayar utang Pemerintah AS.

Pernyataan tersebut dilontarkan Wapres Harris setelah kongres AS gagal menaikkan pagu atau batas pinjaman ditengah lonjakan utang yang telah membengkak ke kisaran 31,45 triliun dolar AS per 31 Maret 2023, seperti yang dikutip dari Reuters.

"Gagal bayar utang dapat memicu resesi," jelas Harris.

Sejalan dengan Harris, penasihat ekonomi utama Presiden Joe Biden, Lael Brainard juga turut mengatakan bahwa ancaman gagal bayar utang akan membuat ekonomi AS jatuh.

Keduanya kompak menyuarakan kegelisahan terkait efek gagal bayar utang, lantaran ancaman ini berpotensi memicu bencana ekonomi seperti resesi serta melonjaknya defisit tahunan AS yang bengkak menjadi 2 triliun dolar AS.

Tak hanya itu, ancaman gagal bayar utang juga dapat mendorong bank sentral untuk menggerak naik suku bunga ke rekor tertinggi, hingga dapat memicu turunnya peringkat kredit Amerika ke level downgrade.

Bahkan yang lebih mengerikan efek dari kegagalan pemerintah AS dalam membayarkan tagihan utangnya dapat mendorong lonjakan angka pengangguran, dimana 8 juta warga AS di proyeksi akan kehilangan pekerjaan dalam waktu dekat.

Serangkaian ancaman ini yang membuat Harris dan Brainard nekat mendesak para kongres AS.

"Jika Kongres gagal menaikkan batas utang, itu akan menyebabkan kesulitan besar bagi keluarga Amerika, membahayakan posisi kepemimpinan global kita, dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan kita mempertahankan kepentingan keamanan nasional kita," kata Harris.

Sebelum isu kegagalan ekonomi AS mencuat, pada awal bulan kemarin Harris sempat memperingatkan para kongres di negaranya untuk bersiap menaikan pagu batas pinjaman senilai 1,5 triliun dolar AS.

Baca juga: Sinyal Resesi Amerika Serikat Picu Investor Global Buru Obligasi Indonesia

Harris juga turut memberikan solusi bagi para kongres untuk melipatgandakan pemotongan pengeluaran sebesar 4,5 triliun dollar AS.

Agar pemerintah dapat menaikkan pagu utang atau batas utang sebesar 1,5 triliun dollar AS, sesuai dengan wacana Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Kevin McCarthy.

Baca juga: Menkeu Janet Yellen Ungkap Dampak Gagal Bayar Utang Amerika, Resesi Hingga PHK Jumlah Besar

Namun peringatan tersebut tak ujung diindahkan para kongres Gedung Putih dan tim negosiasi Biden, mereka justru menolak semua penawaran apapun dari Partai Republik untuk menaikkan pagu utang.

"Tim negosiasi pemerintahan Biden berjuang melawan upaya-upaya ekstrem untuk membalikkan kemajuan yang telah kita capai,” ujar Harris.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini