Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengungkap neraca perdagangan Indonesia surplus 36 bulan berturut-turut.
Ia mengatakan, angka surplus yang didapat pada Desember 2022 mencapai 54,46 miliar dolar AS, menjadikannya yang tertinggi sejak Indonesia berdiri.
"Jadi, pada Desember 2022 neraca perdagangan mencapai angka surplus. Surplus itu artinya angka ekspor kita lebih besar dari impor kita. Lalu, lebih dahsyatnya lagi, saya tahu persis datanya, angkanya tertinggi sepanjang Republik Indonesia berdiri. 54,46 miliar USD. 36 bulan berturut-turut kita surplus," kata Jerry di kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2023).
Baca juga: APBN April Rp 234,7 Triliun, Menkeu Sri Mulyani: Surplus Empat Bulan Berturut-turut
Ia kemudian menegaskan kepada pihak-pihak yang menyebut kalau Indonesia lebih mengandalkan impor dibanding ekspor.
"Jadi, kalau ada yang bilang kita lebih besar dari impornya, itu enggak benar. Ekspor kita lebih besar. Ini kita bicara data, enggak perasaan. Data, bukan emosi " ujar Jerry.
Ia berujar bahwa capaian ini merupakan kerja keras banyak pihak.
"Saya jadi Wakil Menteri [sudah] 42 bulan. Ini 36 bulan beruturut-turut surplus. Ini bukan karena saya Wamen, tapi maksud yang ingin saya katakan, alhamdulillah puji tuhan ini adalah kerja keras kita bersama," katanya.
Per April 2023, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan mengalami surplus sebesar 3,94 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan, neraca perdagangan ini tercatat mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut.
"Neraca perdagangan indonesia sampai April 2023 ini mengalami surplus selama 36 bulan berturut-turut sejak mei 2020," kata Imam dalam Rilis BPS, Senin (15/5/2023).
Meski begitu, Imam mengatakan, nilai neraca perdagangan ini menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu.
"Surplus April 2023 ini menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meskipun tercatat lebih rendah dari April 2022," ujar dia.