TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) mendorong Koperasi Kopi Wonosalam di Jombang, Jawa Timur untuk terus berkembang.
ITS dan TMMIN melalui project terbarunya melakukan perbaikan di bidang agroindustri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersama Koperasi Kopi Wonosalam.
Dalam kolaborasi ini, TMMIN mendampingi ITS untuk mengimplementasikan prinsip-prinsip Toyota Production System (TPS) ke Koperasi Kopi Wonosalam dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi kopi dengan mengintegrasikan petani kopi lokal, sehingga dapat menghasilkan produk yang bukan hanya diterima oleh pasar domestik namun juga merambah ke pasar ekspor.
Toyota Indonesia bersama dengan ITS mengimplementasikan TPS untuk memberikan tiga solusi utama dalam pengembangan Kopi Wonosalam yang berfokus pada Excellent Operation (Proses Produksi Terbaik), Expand Networking (Perluasan Jaringan), dan People Center (Pengembangan Sumber Daya Manusia).
Baca juga: Kemendag Targetkan Ekspor RI di 2025 Tumbuh 7,1 Persen Jadi 294,45 Miliar Dolar AS
Advisor PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Warih Andang Tjahjono, mengatakan saat ini lahan yang dilibatkan dalam produksi baru melibatkan 100 hektare dari potensi sekitar 2.500 hektare. Warih menyoroti soal kebangkitan industri kopi dan swasembada pangan di Indonesia bisa saja berawal dari Wonosalam.
"Ini awal yang baik bagi industri kopi di indonesia. Pemerintahan RI kan mau swasembada, meskipun bukan kopi," ujarnya, Jumat (6/12/2024).
Warih juga menyinggung, kopi yang terus impor. Padahal semua yang dibutuhkan ada di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor kopi yang masuk dalam kategori HS0901 mencapai 32,07 juta dolar AS pada Maret 2024. Nilai tersebut naik 18,04 persen secara month-to-month (mtm).
Impor kopi yang masuk dalam kategori HS0901 di Maret 2024 nilainya sebesar 32,07 juta dolar AS, atau kira-kira meningkat sebesar 18,04 persen.
Negara utama asal impor kopi ke Tanah Air berasal dari Vietnam dan Brazil. Namun demikian, Indonesia juga melakukan ekspor kopi hingga menembus nilai 87,45 juta dolar AS. Kopi juga diekspor pada Maret 2024, nilai ekspor kopi kita adalah sebesar 87,45 juta dolar AS.
"Satu hal yang pasti di TPS (Toyota Production System,red) kuncinya elminating waste. Menghilangkan pemborosan di semua pekerjaan dan kegiatan. Caranya macam-macam," ujarnya.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI), Benny Soetrisno, mengatakan terus mendorong Koperasi Kopi Wonosalam untuk meningkatkan ekspor.
"Tugas saya di GPI men-support pelaku usaha yang mau ekspor produk. Jadi bisa mendukung pertumbuhan ekonom," ujarnya.
GPI juga siap membantu koperasi Wonosalam untuk menghubungkan pengusaha dengan buyer di luar negeri. "Kami terbuka 24 jam."
Pengawas Koperasi Kopi Wonosalam Edi mengatakan sudah mengekspor kopi jenis Excelsa ke Jepang 1 ton, ke Malaysia 12 ton, dan Jerman 200 kilogram dan langsung dilabeli rare disana.
Saat ini, kata Edi, kapasitas produksi di kopi Wonosalam mencapai 20 ton per tahun.
Produk UMKM Kopi Wonosalam terdiri dari tiga jenis utama yaitu Robusta (65,8 persen), Excelsa (21,1 persen), dan Arabika (13,2 persen), dengan berbagai bentuk produk seperti green bean, roasted bean, dan ground bean, yang tersedia dalam dua grade: komersil dan premium.
Sejak 2022, Koperasi Kopi Wonosalam telah melakukan ekspor kopi jenis Excelsa ke Malaysia dan Thailand. Untuk mengembangkan potensi ekspor menjadi lebih luas, TMMIN membantu Koperasi Kopi Wonosalam membuka akses ekspor lebih luas melalui GPEI (Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia) dan/ atau Kementerian terkait ekspor.