TRIBUNNEWS.COM - Direktorat Pengembangan Inovasi Bisnis (Inbis) PPI Dunia berkomitmen untuk mengembangkan potensi mahasiswa Indonesia melalui kegiatan yang berbasis pada bisnis dan kewirausahaan yaitu Mahalogis.
MahaLogis adalah program mentorship dan kemitraan yang bertujuan untuk membekali mahasiswa Indonesia di luar negeri dengan kompetensi ekspor-impor dan logistik yang diperlukan untuk terlibat aktif dalam perdagangan internasional.
Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Pengembangan Inovasi Bisnis (Inbis) PPI Dunia dan Enturk Global Trade & Logistics, yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas mahasiswa Indonesia agar lebih siap menghadapi tantangan dan peluang dalam ekonomi global.
Program Mentorship & Kemitraan MahaLogis resmi dimulai, sebuah inisiatif kolaboratif antara Direktorat Pengembangan Inovasi Bisnis (Inbis) PPI Dunia dan Enturk Global Trade & Logistics yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi ekspor-impor serta logistik di kalangan mahasiswa Indonesia yang tersebar di luar negeri.
Enturk Global Trade & Logistics adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang logistik dan perdagangan internasional, yang memberikan solusi praktis dan inovatif dalam dunia eksporimpor.
Dipimpin oleh Emilio Bisanto, Enturk telah membantu banyak pelaku bisnis untuk memperluas jangkauan mereka di pasar global. Program ini akan berlangsung setiap Minggu pukul 14.00 WIB, dengan total tujuh sesi pembelajaran yang mendalam.
Pada sesi perdana yang digelar pada tanggal 30 November 2024, Agung Haris Setiawan, Atase Perdagangan Canberra, menyoroti peran penting diaspora Indonesia dalam dunia eksporimpor.
"Diaspora Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mitra strategis dalam memajukan ekspor produk Indonesia. Mereka memahami seluk-beluk pasar di negara tempat tinggal mereka dan bisa menjadi penghubung yang efektif antara pelaku usaha di Indonesia dan konsumen internasional," ujarnya.
Emilio Bisanto, Founder/CEO Enturk Global Trade & Logistics, memberikan pemahaman mendalam tentang tantangan dan peluang dalam dunia ekspor-impor dan logistik global.
Dalam presentasinya, ia menekankan pentingnya desain transportasi yang tepat untuk menentukan biaya dan waktu pengiriman, serta mengelola risiko yang terkait, seperti keamanan barang.
Program MahaLogis tidak hanya memberikan teori, tetapi juga pengalaman praktikal dalam dunia ekspor-impor global. Peserta akan mendapatkan sesi pembelajaran selama 90 menit yang mencakup materi, diskusi, dan pembahasan tugas.
Direktorat Pengembangan Inovasi Bisnis selaku penyelenggara acara berharap mahasiswa Indonesia dapat mengoptimalkan peluang bisnis ekspor-impor yang ada di negara tempat tinggal mereka.
Selain sesi mentoring grup, program MahaLogis juga menawarkan sesi individual per negara dengan durasi 30 menit setiap minggu. Pendampingan ini bertujuan untuk membantu peserta mengatasi tantangan bisnis lokal dan memanfaatkan peluang pasar di negara masing-masing.
Program ini terbuka bagi seluruh mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri dan memiliki minat untuk terlibat dalam dunia ekspor-impor dan logistik.
Dengan kemitraan ini, diharapkan dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas bagi mahasiswa Indonesia sekaligus memperkuat posisi mereka dalam kancah perdagangan internasional.
(*)