Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai Indonesia mampu menjadi negara tujuan utama para investor global, khususnya pada bidang transisi energi.
Hal ini diungkapkan Airlangga seusai menghadiri pertemuan dengan American Indonesian Chamber of Commerce (AICC) belum lama ini. Dalam agenda tersebut dihadiri pula Presiden AICC, Wayne Forrest, dan CEO Freeport McMoran, Richard Adkerson beserta sejumlah perwakilan perusahaan AS.
Menko Airlangga optimis akan daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi transisi energi, salah satunya ditandai dengan peluncuran green bond senilai 400 juta dolar AS oleh Citi Group, guna memperluas sektor energi hijau terutama geotermal di Indonesia.
Baca juga: Cegah Perubahan Iklim Ekstrem Pemerintah RI Didesak Kebut Proses Transisi Energi
Pada bidang transisi energi, Indonesia melihat potensi peluang investasi yang besar dari AS dengan adanya Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII).
"Sebagaimana diketahui bersama, komitmen investasi untuk proyek infrastruktur berkelanjutan sebesar 600 milyar dolar AS telah diumumkan oleh PGII, dengan negara berkembang sebagai prioritas investasi," ujar Menko Airlangga dalam keterangannya dikutip, Rabu (24/5/2023).
Airlangga juga mengungkapkan, pada KTT G20 di Bali, terdapat dua pengumuman penting bagi transisi energi Indonesia.
Pertama adalah AS, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Denmark, Norwegia, dan Uni Eropa yang merupakan anggota International Partner Group (IPG) serta pihak lainnya akan berinvestasi sebesar 20 miliar dolar AS atau setara dengan Rp300 triliun untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Kedua, AS telah mengumumkan proyek bersama dalam kemitraan AS-Indonesia untuk mendukung Indonesia sebagai pelopor pertama di wilayah tersebut dalam penerapan SMR di pasar ASEAN, menggunakan teknologi aman dan terpercaya dari perusahaan Amerika, NuScale Power.
Sebagai tambahan informasi, pertemuan AICC bertujuan untuk mengetahui pandangan Pemerintah Indonesia mengenai potensi resesi global serta perkembangan kebijakan transisi energi Indonesia.
Airlangga meyakini, sektor swasta AS kedepannya akan semakin banyak ikut serta ke dalam ekosistem transisi energi yang tengah digencarkan oleh Pemerintah Indonesia.
Baca juga: Meneropong Kelanjutan Transisi Energi
Terlebih, ikim investasi di Indonesia tengah dalam keadaan baik. Ini tercermin dari kinerja ekonomi Indonesia pada 2022 yang baik dengan tingkat ketahanan tinggi, inflasi terkendali, dan risiko resesi yang rendah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,31 persen, tertinggi kedua di G20 setelah Arab Saudi.
Pencapaian ekonomi Indonesia tersebut dapat dicapai di tengah kondisi global yang masih penuh ketidakpastian.
"Lembaga keuangan internasional seperti International Monetary Fund (IMF) mengapresiasi performa pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diatas rata-rata pertumbuhan global," papar Menko Airlangga.
Sementara, CEO Freeport-McMoran Richard Adkerson tertarik dengan posisi Indonesia dalam isu perubahan iklim global, sembari menyampaikan bahwa Freeport-McMoran juga berkomitmen dalam pengurangan emisi gas rumah kaca.
"Dalam kegiatan operasionalnya, PT Freeport Indonesia di Papua telah mendorong penurunan emisi gas rumah kaca yang dihasilkannya," tukas Richard Adkerson.