Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Schneider Electric Indonesia menargetkan pasar bangunan masa depan yang berkelanjutan, tahan lama, efisien dan berpusat pada manusia melalui produk yang dapat mengubah bangunan menjadi lebih ramah energi dan lingkungan.
Nantinya, bangunan dapat memiliki penggunaan energi yang lebih efisien dan pengurangan emisi CO2 dalam jumlah yang signifikan.
Building Business Vice President Schneider Electric Indonesia and Timor Leste, Hery Saputra mengatakan, pihaknya dapat mewujudkan bangunan ramah energi (cerdas) dan ramah lingkungan (rendah karbon), baik itu merevitalisasi fasilitas bangunan eksisting atau pembangunan fasilitas bangunan baru.
"Melalui kerjasama lintas sektor, termasuk mitra kerja, klien, dan pemerintah kami bertujuan untuk mewujudkan bangunan ramah energi dan ramah lingkungan dalam konteks revitalisasi fasilitas bangunan eksisting dan pembangunan fasilitas bangunan baru untuk mengurangi emisi karbon, efisiensi biaya operasional, dan sustainability atau keberlanjutan,” kata Hery di Jakarta, Senin (29/5/2023).
Hery mengatakan, Schneider Electric telah membantu ribuan perusahaan termasuk di Indonesia melakukan dekarbonisasi operasional bangunan. Ada hotel, ritel, rumah sakit, hingga perkantoran.
"Kami menerapkan tiga langkah sederhana, yaitu Strategi, Digitalisasi, dan Dekarbonisasi," ujarnya.
Strategi, mengacu pada nilai portfolio dan bangunan eksisting dengan strategi jangka panjang untuk hasil yang terukur.
Digitalisasi, mengacu pada pemanfaatan saluran digital untuk mendata penggunaan energi dan sumber daya secara akurat dan terukur agar dapat membuat keputusan berbasis data.
Baca juga: LG ThinQ, Akses Smart Home yang Lebih Efektif dari Jarak Jauh
Dekarbonisasi, mengurangi jejak karbon dalam skala besar di seluruh portfolio dan bisnis dengan memanfaatkan beragam masukan dari langkah 1 dan 2.
Hery menyebut kalangan bisnis dapat mempertahankan bahkan meningkatkan nilai pertumbuhan usahanya dengan mengupayakan bangunan ramah energi dan ramah lingkungan.
"Hal itu disebabkan oleh fasilitas gedung tersebut serta sistem manajemen energi yang telah diterapkan dapat memberikan laporan dan data dekarbonisasi yang terukur untuk mencapai net-zero," ujarnya.
Baca juga: Tren Smart Home di Jabodetabek Kian Diminati untuk Hunian Landed House
Capaian-capaian tersebut, kata Hery, dapat digunakan untuk meningkatkan performa bisnis.
Saat ini, Schneider Electric Indonesia memiliki program Building Management System (BMS) dengan nama EcoStruxure Building Advisor yang diklaim dapat memberikan masukan penting dalam pengoperasian gedung dengan pemantauan sistem.