TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Bambang Agus Trijanto mengaku bersyukur pelayanan haji yang diberikan kepadanya, termasuk kepada seluruh jemaah haji Indonesia dilakukan secara maksimal.
Layanan kesehatan, sampai konsumsi terlayani dengan baik.
Batin, sapaan akrabnya juga mengaku senang, sebagai jemaah kategori lanjut usia, pemerintah fokus dalam memberikan layanan kesehatan.
"Kami sempat tidak mengikuti tur karena merasa cape dan lelah karena usia."
"Kemudian, tenaga medis mendatangi kami ke kamar, memeriksa tensi darah dan obat juga diberikan."
"Alhamdulillah, tidak ada keluhan sebenarnya hanya saja kami kelelahan," ujarnya saat ditemui di Jarwal, Kota Makkah, Sabtu (3/6/2023) waktu setempat.
Diusianya yang kini genap 72 tahun, Batin merasa sempurna saat melaksanakan ibadah arbain.
Ibadah Arbain atau salat wajib sebanyak 40 kali berturut-turut selama delapan atau sembilan hari di Masjid Nabawi Madinah.
Batin adalah jemaah haji kloter CKG yang berangkat dari tanah air menuju Madinah.
Pada Kamis (1/6) malam pak Batin bersama 392 jemaah lainnya tiba di Kota Mekkah.
Menko PMK Anggap Tepat Pemerintah Hilangkan Pendamping untuk Jemaah Haji Lansia
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pemangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi keputusan pemerintah terkait kuota bagi pendamping jemaah lanjut usia (lansia) pada penyelenggaraan ibadah Haji 1444 Hijriah/2023 Masehi.
Ia menganggap langkah yang diambil pemerintah cukup tepat dengan mengedepankan prinsip keadilan bagi jemaah lainnya yang telah cukup lama mengantre untuk bisa beribadah ke tanah suci.
Muhadjir menekankan bahwa keberadaan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di tanah suci untuk membantu dalam memberikan pelayanan terhadap jemaah, khususnya jemaah lansia dan disabilitas sangat tepat.