Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komite Kerja Sama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Raymod N Rasfuldi, menyampaikan saat ini terdapat 80.000 insinyur yang terdaftar di PII.
Jumlah tersebut dinilai masih kurang jika melihat aspirasi dari Kementerian Perindustrian untuk mendukung sektor EPC atau Engineering, Procurement and Construction (EPC) atau Rancang Bangun dan Kerekayasaan.
Kolaborasi dengan berbagai bidang menjadi pilihan untuk merealisasikan rencana tersebut, termasuk bekerja sama dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
"Jumlahnya masih kurang, mungkin kemudian kita perlu 200.000 insinyur untuk bisa mendukung aspirasi pemerintah kita untuk bisa melaksanakannya, termasuk soal yang terkait TKDN," tutur Raymond dalam diskusi bertajuk "Peran Penting Jasa Rancang Bangun Industri (EPC) Untuk Mendukung Pembangunan Industri Nasional" yang digelar Forum Wartawan Industri (Forwin) di Jakarta, Jumat (9/6/2023).
Menurut Raymond, peran aktif insinyur untuk mendukung EPC dan jasa konstruksi terintegrasi mulai dari desain.
"Lalu juga ke perencanaan proyek dengan keahlian teknisnya, mengontrol kualitas, manajemen proyek, hingga memberikan inovasi dan solusi yang akhirnya bisa memberikan hasil untuk mencapai apa yang ditargetkan pemerintah adalah sangat penting," imbuhnya.
Sekretaris Direktorat Jenderal Industri Kimia Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian Abdullah, mengatakan Kemenperin terus mendorong kelancaran pembangunan pabrik petrokimia di Indonesia, yang menjadi sektor yang banyak menggunakan jasa EPC.
"EPC Nasional berpeluang ikut berperan dalam proyek-proyek strategis industri petrokimia nasional yang dicanangkan dalam peta jalan pengembangan industri petrokimia," terang Abdullah.
Baca juga: Industri Rancang Bangun Harus Mulai Terapkan Teknologi 4.0 untuk Dukung Pembangunan Nasional
Abdullah optimistis peran jasa industri EPC juga sangat potensial dan signifikan dalam mendukung program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN).
Ketua Umum Gabungan Perusahaan Nasional Rancang Bangun Indonesia (GAPENRI) Dhira Nandana, menyebut EPC atau jasa konstruksi terintegrasi adalah bentuk dari jasa yang dituangkan dalam kesepakatan kontrak pada beberapa sektor pekerjaan.
"Di mana pelaksana kontrak bertanggungjawab untuk seluruh aktivitas pekerjaan sejak perancangan atau desain (engineering), pengadaan bahan dan peralatan (procurement), pelaksanaan konstruksi (construction), sampai dengan pengujian untuk siap dioperasikan atau diserahterimakan kepada pemilik," jelas Dhira.
Baca juga: Raksasa Chip Taiwan TSMC Siap Rekrut 6.000 Insinyur Pada 2023
Menurut Dhira, perlu kerja sama dari berbagai pihak agar EPC Indonesia semakin diberdayakan. Menurut Dhira, dari 112 anggota, sebagian besar telah berkontribusi dalam pembangunan proyek strategis nasional.
"Untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), harus mengajak teman-teman dari Indonesia, karena kalau tidak, tidak ada benefitnya untuk Indonesia," ucapnya.