Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjalankan bisnis minuman kekinian seringkali sulit bagi pengusaha yang belum berpengalaman.
Selain modal besar, tantangannya adalah kemampuan menciptakan dan mempromosikan nilai unggul suatu produk.
Alternatif untuk mengatasinya adalah dengan membeli lisensi waralaba (franchise) namun biaya yang dikeluarkan terkadang mencapai ratusan juta bahkan milyaran rupiah.
Baca juga: Kolaborasi ICX dan Sucor Sekuritas Dorong UKM Naik Kelas dengan Melakukan IPO
Arief Lestadi dari NAS Consulting & Research mengatakan, adanya beberapa kisah sukses pengusaha minuman modern kekinian yang masuk bursa saham di negaranya menjadi inspirasi untuk melakukan hal sama di Indonesia.
Initial Public Offering (IPO) di bursa saham menjadi alternatif mendapatkan modal selain dari venture capital, private equity, atau pinjaman bank.
"Pasar saham dinilai cocok karena juga bisa menarik investor ritel untuk berinvestasi. Bayangkan dengan harga segelas teh atau kopi, kita bisa menjadi bagian dari kepemilikan perusahaan teh atau kopi tersebut," kata Arief dalam keterangannya, Senin (12/6/2023).
Arief mengatakan, studi yang dilakukannya menemukan, perusahaan makanan dan minuman yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan nilai saham yang terus meningkat.
Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan investor ritel, karena selain peluang mendulang cuan, harga saham perusahaan makanan dan minuman relatif lebih terjangkau.
"Namun sangat disayangkan bahwa sampai saat ini, belum ada perusahaan minuman kekinian yang melantai di BEI," katanya.
Ia berharap dalam waktu dekat ada perusahaan minuman kekinian karya anak bangsa yang terinspirasi dan mengambil langkah berani memanfaatkan pasar saham Indonesia.