News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fokus Jamin Mutu Produk dari Hulu hingga Hilir, Sido Muncul Raih Penghargaan dari BPOM

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat menerima penghargaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di acara penganugerahan yang berlangsung di Grand Mercure Kemayoran, Kamis (27/7/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Muncul) dinobatkan sebagai salah satu perusahaan terbaik yang telah melakukan penjamin mutu produk dari hulu ke hilir, oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

BPOM juga menilai Sido Muncul memiliki komitmen mendukung pasokan bahan baku obat alam yang bermutu sebagai basis kemandirian nasional.

Direktur Sido Muncul, Irwan Hidayat mengungkapkan, dirinya sangat mengapresiasi penghargaan ini.

Baca juga: Sido Muncul Siap Operasikan Hotel Tentrem di Jakarta Awal 2024, Usung Konsep Tradisional Modern 

Menurutnya, BPOM telah melakukan gebrakan yang sangat baik bagi industri obat dan makanan tanah air.

Karena pada dasarnya, penilaian terhadap berkualitasnya suatu perusahaan obat maupun makanan utamanya didasarkan pada aspek bahan baku pangan maupun obat. Mulai dari hulu maupun hingga hilir.

"BPOM tidak hanya mengawasi dan memberi izin, tetapi mereka memberi motivasi yakni apresiasi. Di mana industri diberi penghargaan karena upayanya," papar Irwan di acara penganugerahan yang berlangsung di Grand Mercure Kemayoran, Kamis (27/7/2023).

Ia melanjutkan, Sido Muncul sangat selektif ketika memproduksi berbagai produk obat herbalnya.

Mulai dari bahan baku yang masuk ke dalam pabrik, hingga produk Sido Muncul jadi dan dijual di pasar.

Untuk menjamin mutu yang dimaksud, Sido Muncul memiliki berbagai fasilitas seperti laboratorium untuk mengecek kualitas bahan baku, memiliki greenhouse nursery sendiri, serta menggandeng Perguruan Tinggi untuk riset atau pengembangan.

Bahkan, Sido Muncul juga melakukan pengembangan rantai pasok komoditas bahan baku jamu, yakni dengan cara menggandeng petani.

Irwan mengungkapkan, pihaknya kerap melakukan pelatihan dan pendampingan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, sehingga berdampak terhadap peningkatan standar mutu kualitas bahan, dengan penerapan kegiatan pasca panen seperti pembuatan ekstraksi.

Hal ini perlu dilakukan untuk dapat membantu memenuhi kebutuhan bahan baku jamu tradisional yang kini permintaannya terus meningkat.

"Kami kalau terkait penanaman kami bekerjasama dengan petani. Kemudian kami punya laboratorium dan greenhouse nursery, kita juga telah bekerja sama dengan perguruan tinggi," papar Irwan.

"Karena kan bahan baku yang diolah banyak, pasarnya luas dan oppotunity-nya banyak, jadi ini tidak bisa kami kerjakan sendiri. Jadi kami bersedia mengajarkan petani," pungkasnya.

Dalam kesempatan yang sama Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito menjelaskan bahwa pihaknya terus membangun, membantu, mendukung, serta memfasilitasi industri obat berbahan alam.

Menurut Penny, Indonesia dianugerahi keanekaragaman hayati dalam hal bahan baku obat tradisional atau herbal.

Sehingga potensi yang dimiliki harus dimaksimalkan, tentunya agar Indonesia mandiri di bidang obat berbahan alam.

Hal ini juga tertuang dalam Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

"Ini menjadi potensi yang perlu kita kembangkan untuk sebagai substitusi atau alternatif pengobatan," papar Penny.

"Kita menindaklanjuti Inpres nomor 6. Kita punya tugas yang melibatkan Kementerian atau Lembaga terkait, industri, badan riset dari hulu ke hilir untuk mempercepat pemanfaatannya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini