Pertama, kemitraan strategis harus memiliki tujuan utama (key objectives) yang kuat dan berdasarkan analisa menyeluruh. Contoh dari key objectives antara lain untuk aspek finansial, aspek operasional bandara dan aspek keahlian.
Kedua, asset recycling pada brownfield asset dilakukan juga untuk mendukung pendanaan dalam mengembangkan atau membangun aset baru.
Ketiga, asset recycling pada brownfield asset, semisal terminal penumpang, pada tahap awal harus diprioritaskan untuk menambah kapasitas.
Keempat, asset recycling dengan kemitraan strategis di bandara harus ditetapkan apakah di aset tertentu atau secara keseluruhan.
Kelima, sebelum program asset recycling dijalankan, harus ada informasi jelas dari stakeholder khususnya yang akan bersinggungan langsung, misalnya: informasi terkait konektivitas transportasi darat dan pembangunan wilayah sekitar bandara.
Muhammad Awaluddin menambahkan bahwa skema kemitraan strategis ini juga memastikan seluruh aset tetap berada di bawah kuasa AP II.
“Kemitraan strategis antara AP II dan mitra strategis ini mendatangkan manfaat seperti struktur permodalan, keahlian, jaringan penerbangan dan sebagainya, dengan tetap aset 100 persen milik AP II,” ujar Muhammad Awaluddin.
Adapun kemitraan strategis juga sudah dijalankan AP II bersama mitra di Bandara Kualanamu.
Asset Recycling menghadirkan nilai tambah bandara AP II dalam memperkuat konektivitas udara.