Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso mengatakan, proses impor beras RI dari India masih berjalan.
Hal itu merupakan respons Budi terhadap India yang memutuskan melarang ekspor beras dunia, berlaku mulai 20 Juli 2023 lalu.
Perdana Mentri Narendra Modi memberlakukan larangan ekspor beras jenis non basmati lantaran para petani di India mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem.
Baca juga: Utamakan Pasar Domestik, Rusia Umumkan Larangan Sementara Ekspor Beras
Adapun Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebelumnya mengatakan, Indonesia akan mengimpor 1 juta ton beras dari India guna mengantisipasi kekurangan stok akibat kekeringan yang disebabkan oleh El Nino.
Budi mengatakan, keputusan India tak akan mempengaruhi rencana Indonesia mengimpor beras karena prosesnya tinggal penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU).
"Iya, tinggal tanda tangan saja. Jadi kemarin kan sebenarnya tinggal tanda tangan saja. Jadi selama ini tidak ada isu untuk berubah ya (kesepakatan impornya)," katanya ketika ditemui saat acara Jalan Santai Bappebti di Jakarta Pusat, Minggu (30/7/2023).
Budi mengatakan, jumlah beras yang akan diimpor masih sekitar 1 juta ton seperti yang sebelumnya pernah diungkapkan oleh Zulkifli.
"Ya dalam tahun ini direalisasikan. Kan itu impor untuk tahun ini. Kurang lebih (1 juta ton)," ujar Budi.
Baca juga: Panic Buying di AS setelah India Umumkan Larangan Ekspor Beras
Budi menyebut, pemerintah perlu menjaga hubungan perdagangan yang baik dengan India. Hal itu tak lepas dari negara Asia Selatan tersebut merupakan salah satu importir terbesar minyak sawit Indonesia.
"Kan kita itu ekspornya besar sama India. Jadi kita harus bisa trade balance dengan sana. Kan kita harus menjaga pasarnya ya kan," kata Budi.
"Makanya salah satunya ya kita impor beras dari India. Ya kita menjaga hubungan perdagangan yang lebih baik," lanjutnya.