Sedangkan, laba periode berjalan meningkat 2 persen menjadi Rp 3,21 triliun dari Rp 3,16 triliun di semester pertama tahun 2022.
Kemudian, Perseroan mencatatkan laba bersih pemilik entitas induk sebesar Rp 1,38 triliun di kuartal kedua tahun 2023, naik dibandingkan Rp 1,37 triliun di kuartal pertama tahun 2023.
Di semester pertama tahun 2023, Perseroan mencatatkan laba bersih pemilik entitas induk sebesar Rp 2,75 triliun.
Dari sisi produksi, Perseroan mentargetkan produksi sebesar 50.000 – 52.000 ton kandungan nikel untuk produk MHP dan 90.000 ton kandungan nikel untuk produk feronikel di tahun 2023.
Perseroan juga mempunyai rencana untuk mengkonversi sebagian produk MHP menjadi Nikel Suflat dan Kobalt Sulfat di tahun 2023.
Perseroan dengan semangat “dari Obi untuk Indonesia”, mempunyai komitmen untuk terus melakukan investasi dan pembangunan fasilitas produksi yang dapat meningkatkan volume dan nilai tambah dari produk yang dihasilkan Perseroan.
Hal itu sejalan dengan semakin berkembangnya industri kendaraan listrik secara global serta rencana Pemerintah untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia.
Oleh sebab itu, Perseroan sedang melakukan ekspansi lebih lanjut dengan membangun fasilitas refinery High Pressure Acid Leach (HPAL) kedua melalui entitas anak yaitu PT Obi Nickel Cobalt (ONC).
Fasilitasi ini ditargetkan akan memiliki tiga jalur produksi dengan kapasitas produksi 65.000 ton kandungan nikel/tahun Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dan diharapkan akan mulai beroperasi di semester pertama tahun 2024.
Perseroan juga sedang merencanakan ekpansi lebih lanjut untuk lini produksi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) melalui entitas asosiasi yaitu PT Karunia Permai Sentosa (KPS).
Fasilitasi ini ditargetkan memiliki 12 jalur produksi dengan kapasitas produksi 185.000 ton kandungan nikel/tahun (feronikel).
Harapannya, dapat beroperasi secara bertahap mulai semester kedua tahun 2025.
Perseroan juga sedang dalam tahap perencanaan proyek baja nirkarat (stainless steel), di mana sebagian feronikel yang diproduksi oleh Perseroan dan entitas anak di sektor RKEF akan diproses lebih lanjut untuk menghasilkan produk baja nirkarat.
Dari sisi keberlanjutan, Perseroan akan terus memiliki komitmen untuk melakukan integrasi berkelanjutan di dalam proses bisnis, keterlibatan dan pembangunan masyarakat setempat, serta lingkungan.
Perseroan juga akan terus melakukan konsultasi dan diskusi dengan Stakeholders serta Customers terkait di dalam penerapan standard ESG dan sertifikasi yang akan diterapkan di industri.