Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plaza Semanggi pernah menjadi pusat perbelanjaan tujuan para warga Jakarta dan sekitarnya.
Namun, hal tersebut tampaknya kini hanya sebuah kenangan. Pasalnya, Plaza Semanggi saat ini tak lagi seramai dahulu kala.
Pantauan Tribunnews pada Sabtu (5/8/2023), tak tampak adanya keramaian di Plaza Semanggi. Bahkan, saat akhir pekan seperti hari ini, tidak ada kepadatan pengunjung seperti mal lainnya di Ibu Kota.
Baca juga: Jumlah Pengunjung Mal ITC Mangga Dua Semakin Sepi, Masyarakat Lebih Suka Berbelanja Online
Sejak memasuki pintu masuk di basemen, hanya ada segelintir pengunjung yang terlihat sedang lalu lalang di dalam supermarket.
Naik satu lantai, situasi mal yang juga dikenal dengan nama Plangi ini semakin memprihatinkan. Toko-toko banyak yang tutup, tak seperti pusat perbelanjaan pada umumnya.
Berjalan lebih dalam ke area tengah, ada sebuah lingkaran bernama Bundaran Plangi yang dikelilingi toko-toko tutup. Ada salah satu toko yang masih terpajang nama penyewanya, yaitu "Pakalolo Boots".
Naik satu lantai, suasana Plangi sedikit lebih hidup. Kebetulan, sedang ada acara pameran seni di salah satu sisi mal. Ada beberapa orang yang mondar mandir di sekitarnya.
Selain itu, ada juga beberapa bazar di tengah jalanan lantai tersebut, serta beberapa ruangan juga dipakai untuk berjualan barang diskon.
Suasana tak terasa begitu sepi karena alunan musik yang disetel pihak mal melalui pengeras suara. Berbagai lagu kebangsaan diputar non stop.
Meski begitu, ketika naik ke lantai satu, lalu lalang pengunjung kembali sirna. Ditemani hanya dengan alunan musik dari pengeras suara, hanya ada segelintir toko yang buka.
Khusus di lantai ini, petunjuk dari mal menyebutkan toko-toko fesyen serta kecantikan bisa ditemukan oleh pelanggan.
Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Kios Pasar Tanah Abang Blok G Sepi Ditinggal Pedagang
Namun, hasilnya nihil karena sejauh pemantauan Tribunnews, hanya ada satu studio kecantikan yang melayani jasanya saat akhir pekan ini.
Sama halnya dengan di lantai dua. Tak banyak toko elektronik yang menawarkan dagangannya. Penjualnya juga rata-rata hanya duduk memandang gawainya masing-masing karena tak ada pengunjung yang dilayani.