Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi IPB University Guru Besar Prof. Widodo, mengungkapkan kriteria ideal calon kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin).
Widodo berpendapat, calon kepala Barantin harus profesional, memahami teknis, berintegritas, serta yang paling utama adalah pejabat karier
“Paling tepat orang karier. Orang karier paham teknis. Tanpa memahami teknis, potensi salah kebijakan bahkan penyelewangan akan terjadi,” kata Widodo ditulis Senin (7/8/2023).
Baca juga: Kemenperin Bidik Ekspor Batik Tembus 100 Juta Dolar AS pada 2023
Barantin merupakan lembaga baru yang dibentuk Presiden Jokowi melalui Perpres Nomor 45 Tahun 2023.
Badan ini merupakan peleburan tiga lembaga di bawah Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta fungsi Pengawasan KSDAE Kementrian LHK di tempat pemasukan dan pengeluaran.
Dalam Perpres tersebut Barantin akan dipimpin oleh seorang kepala.
Widodo mengatakan seorang kepala Barantin idealnya memiliki pengetahuan teknis yang banyak.
Jokowi Bentuk Badan Karantina Indonesia, Siapa yang Cocok untuk Menjabat Kepalanya? - Tribunnews.com
Alumni FE Universitas HKBP Nommensen Medan Ini Dilantik Jokowi Jadi Kepala Badan Karantina Indonesia
Karena, kata dia, lembaga ini merupakan badan teknis sehingga seorang kepala paling tidak memiliki background keahlian teknis.
“Lalu dia dipoles menjadi seorang manajerial dan komunikator yang baik. Komunikator ke ke bawah, ke atas, maupun ke samping,” ujar Widodo.
Selain profesional paham teknis, Widodo mengatakan seorang kepala Barantin mesti komunikator ulung. Karena Barantin akan menjadi alat negara dalam urusan daya tawar terhadap negara lain.
“Barantin akan menjadil filter ekspor impor. Kalau urusan perdagangan mesti memiliki kemampuan komunikasi. Jadi nanti Badan ini memiliki peran yang sangat strategis sebagai Economic tools dan diplomatic tools. Kalau dalam perdagangan ada yang boleh dan tidak. Kebijakan yang diambil harus betul-betul berdasarkan justifikasi teknis yang benar dan kuat (Scientific base) sehingga tidak menimbulkan dispute atau komplain dari negara lain,” tuturnya.
Widodo berharap Barantin seperti Kementerian Luar Negeri yang diisi oleh pejabat karier. Di Kementerian Luar Negeri, kata dia, tidak ada orang politik semuanya pejabat karier dan teknis. Pun dengan Kementerian Keuangan.
“Jadi yang paham teknis yang memahami organisasi nasional maupun global dengan baik,” ujar Dosen Fakultas Pertanian itu.
Karena Barantin, Widodo menambahkan, berhubungan dengan perdagangan global.
Menurut Widodo, apabila Badan ini dikelola dengan baik oleh orang professional maka akan menjadi alat tawar dan bahkan kemandirian nasionalis.
Menurut Widodo, Barantin merupakan lembaga teknis di bawah presiden yang menjadi alat pertama menangkal hal-hal yang merugikan negara. Ia mengatakan Barantin merupakan maujud dari konsep pertahanan semesta. Semua barang yang masuk dari negara luar, kata dia, pertama kali harus melewati Barantin.
“Barantin ini garda terdepan menjaga keselamatan negara maka mesti orang profesional,” kata Widodo.