News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pusat Perbelanjaan dan Pasar Tradisional Mulai Terjadi 'Kiamat' Pengunjung

Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Plaza Semanggi, Jakarta Selatan, di akhir pekan, Sabtu (5/8/2023). Pusat perbelanjaan harus dapat memiliki dan menyediakan tempat ataupun fasilitas untuk pelanggan melakukan interaksi sosial agar tetap dikunjungi masyarakat.

Vina mengatakan, kesan pertama dia ketika masuk ke Plaza Semanggi adalah mal ini seperti mal mati karena saking sepinya di lantai bawah.

"Iya sepi banget. Kan kebetulan kita baru di sini dan kita lihat kok kayak mal mati. Yang di bawah sih, tapi pas ke lantai atas ada orang," katanya.

Senada dengan Vina, Nurul menyebut hal serupa soal Plaza Semanggi. Meski di lantai-lantai atas sudah mulai ditemukan pengunjung, tetapi menurutnya masih tergolong sepi.

Adapun alasan mereka memilih menonton di bisokop di Plaza Semanggi karena akses transportasi umum yang mudah, yaitu melalui Halte Transjakarta Bendungan Hilir. Lalu, harga tiketnya juga disebut relatif murah.

Apa yang dikatakan kedua mahasiswi tersebut benar adanya. Lantai 4 yang menghubungkan pengunjung dengan eskalator ke lantainya bioskop, tampak lebih ramai dibanding lantai-lantai bawahnya.

Ada beberapa kelompok pengunjung sedang berjalan dari kedua arah, tetapi hal tersebut tak bisa menghilangkan fokus dari banyaknya tempat duduk yang kosong di restoran di sisinya.

Pujasera yang terletak dekat dengan eskalator untuk bioskop ini juga terpantau sepi. Meski diisi oleh restoran cepat saji ternama, tak banyak orang yang makan di pujasera ini.

Penjelasan Pengelola

Perwakilan Lippo Malls Group menanggapi kabar soal salah satu mal miliknya, yakni Plaza Semanggi, yang kini sepi pengunjung.

Corporate PR and Reputation Management Lippo Malls Nidia N Ichsan mengakui, jumlah pengunjung merosot karena jumlah gerai yang masih beroperasi di mal tersebut juga sudah sangat sedikit.

Menurut dia, hal itu disebabkan rencana renovasi yang akan dilakukan pihak pengelola.

"Nah yang bawah tadinya kita "cut" dulu, enggak disewakan dulu sampai itu direnovasi. Jadi ya kita diamkan dulu karena memang dalam perencanaan renovasi," ujar Nidia saat ditemui Kompas.com di Jakarta Pusat, Selasa (1/8/2023).

Kendati begitu, Nidia meminta masyarakat yang mungkin tengah menantikan kabar "kebangkitan" mal ini agar bersabar terlebih dulu.

Sebab, kata dia renovasi merupakan suatu proses yang panjang dan butuh waktu lama.

Mulai dari mengurus perizinan, desain, hingga berbagai permasalahan lain yang dihadapi pengelola dengan sejumlah tenant. Terlebih Lippo Malls Group berstatus sebagai penyewa.

Sedangkan pemilik gedung Plaza Semanggi adalah Legiun Veteran Republik Indonesia, yang berada satu bangunan dengan Plaza Semanggi.

"Pemilik gedungnya bukan kita, tapi Veteran, kita menyewa. Nah kalau kita merenovasi, kita harus ijin enggak sama yang punya? Yang punya bakal nanya enggak, 'seperti apa kamu akan merenovasi, kamu mau jadikan apa, planningnya seperti apa?' Nah dalam tahap ini kita berhitung," tutur dia.

Nidia memastikan, begitu rencana renovasi dan desain sudah final, pengelola akan mengumumkannya kepada publik.

"Jadi kita renovasi nanti dibuat seperti apa, pasti kita sampaikan. Cuma memang saat ini banyak PR harus kita selesaikan untuk menuju Plaza Semanggi yang baru dan kita berharap Plaza Semanggi yang baru ini jauh lebih modern," pungkas dia.

Pasar Tradisional Ikut Sepi

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengungkapkan turunnya minat pembeli di pasar tradisional merupakan imbas dari pandemi Covid-19 yang dinilai belum normal.

Menurutnya, hal itu terlihat dari pertumbuhan konsumsi dalam Produk Domestik Bruto (PDB) sebelum Covid-19 stabil di angka 5 persen, namun turun drastis di 2021 hingga kini masih berada dibawah 5 persen.

"Kemudian kondisi kita kembali normal tapi sebenarnya kita masih berada di bawah standar nya atau di bawah levelnya. Sekarang berada di bawah 5 persen. Artinya apa, meskipun kita mengalami perbaikan sebenarnya jauh ya dibawah sebelum Covid-19," kata Tauhid dalam Tribun Corner, dikutip Senin (7/8/2023).

Tauhid juga menyoroti perubahan siklus belanja di kalangan masyarakat imbas pandemi Covid-19. Pasalnya, sebagian besar masyarakat berbelanja menggunakan platform e-commerce.

Terlebih, persaingan antara pasar tradisional dan platform e-commerce kerap terjadi dengan adanya beragam diskon biaya pengiriman maupun diskon produk.

"Jadi perubahan-perubahan dalam masa Covid-19 yang membawa orang semakin berbelanja melalui digital. Apakah e-commerce ataupun media TikTok dan media sosial itu menjadi alternatif pilihan utama," jelasnya.

Selain itu, Tauhid menyampaikan, penurunan pengunjung memang kerap terjadi jika memasuki bulan Juni hingga Juli. Pasalnya, pada waktu tersebut yang menjadi prioritas utama bagi masyarakat adalah belanja kebutuhan untuk anak-anak sekolah.

"Pada saat sekarang ini adalah untuk kebutuhan anak sekolah. Apakah bayar katakanlah biaya tahunan, SPP ataupun kebutuhan perlengkapan sekolah. Sehingga prioritas masyarakat adalah untuk kebutuhan sekolah sampai nanti Agustus. Sehingga memang beberapa kebutuhan lain tambahan itu tidak terlalu diprioritaskan untuk saat ini," tutur dia.

Di sisi lain, Tauhid melihat bahwa keyakinan konsumen melemah pada Juni 2023. Bahkan penurunan pengeluaran hampir terjadi di semua kelompok.

"Kalau kita lihat ini negatif. Jadi memang penahan konsumsi memang terjadi pada saat bulan ini dibandingkan bulan lalu," ucap dia.

"Saya kira memang mereka melakukan upaya memilih mana prioritas pengeluaran atau konsumsi yang paling pokok bagi mereka. Memang tadi saya sampaikan Juni Juli ini banyak kebutuhan-kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan anak-anak," sambungnya.

Pasar Cipulir

Asal tahu saja, baru-baru ini viral di media sosial suasana sepi Pasar Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Seorang perempuan merekam suasana sepinya suasana pasar menggunakan ponsel.

Sambil merekam, terdengar suara perempuan menjelaskan kondisi suasana pasar.

"Guys, ini Pasar Cipulir ya Guys. Tolong lihat guys keadaan pasar ini, guys. Enggak ada orang sama sekali ya guys. Bagaimana ini. Yang ada orang-orang pegawai doang. Semua duduk main HP guys, Ini bapak tukang sate cari pelanggan dia," ujarnya dikutip dari Tribun Jakarta, Jumat (4/8/2023).

Setelah itu, si perekam dengan nada agak tinggi kembali mengatakan kondisi tersebut.

"Sedih kan guys, semuanya pasar offline pada duduk nongkrong main hp dari pagi sampai jamnya tutup. Ayo pasar kayak begini," ujarnya seperti dikutip dari @csafashion di TikTok.

Pasar Palmerah

Sementara itu, seorang pedagang di Pasar Palmerah Jakarta Barat kepada Tribunnews.com, Kamis (4/8/2023) juga mengakui sejak pandemi Covid-19 pasar itu sepi dari pembeli.

Berbeda sebelum pandemi Coivid-19 melanda, pasar tersebut selalu ramai.

"Sampai sekarang pedagang di sini mengeluh pembeli turun terus. Kalau begini dua bulan ke depan pasar bisa tutup," ujarnya.

"Tadi ngobrol-ngobrol dengan sesama pedagang, sangat sepi pembeli. Hampir semua ngalamin," kata dia menambahkan.

Dia mengakui saat ini banyak orang yang membeli aneka macam kebutuhan melalui pasar online.

"Lah orang pasar sini aja belinya di online. Lihat aja itu banyak yang nganterin paket," kata dia.

Pasar Tanah Abang

Tak hanya itu, seorang pedagang pakaian sekolah yang enggan disebutkan namanya mengatakan, tutupnya puluhan kios Blok G Pasar Tanah Abang itu sebagai imbas dari Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air.

"Semenjak Corona sampai sekarang," ujarnya kepada Tribunnews, Jumat sore.

Perempuan yang memakai kerudung putih itu mengaku, pedagang kios tak mampu membayar sewa. Terlebih, harga sewa dalam setahun berkisar Rp 10 juta hingga Rp 22 juta.

"Harga sewa sih beda-beda ada yang Rp 10 juta per tahun. Kalau kiosnya gede kayak dua toko itu mahal. Kalau kayak gini satu toko murah. Tergantung dari tokonya," jelasnya.

Di sisi lain, Manajer Unit Pasar Tanah Abang M. Yamin mengatakan, sebagian pedagang justru berpindah di bahu jalan.

"Ada sebagian (berpindah) mereka kan ga mungkin kita kasih tempat. Orang tempat kita ada. Mereka ada sebagian," jelasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini