News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Rupiah Sore Melemah, Semakin Dekati Level Rp 15.200 per Dolar AS

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi. Petugas menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Masagung Money Changer, Jakarta Pusat

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di level Rp 15.185 pada Senin (7/8/2023) sore.

Jika dicermati lebih detail, nilai tukar mata uang Garuda melemah 15 poin.

Di mana sebelumnya pada akhir pekan kemarin, Jumat (4/8/2023), nilai tukar rupiah di level Rp 15.170.

Baca juga: Senin Pagi, Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis ke Level Rp15.168 per Dolar AS

Sebelumnya, Ekonom Permata Bank Josua Pardede memprediksi, nilai tukar mata uang Garuda berpotensi mengalami pelemahan.

Pada pekan kemarin, nilai tukar rupiah juga sempat mengalami pelemahan hingga ke level Rp15.200.

Ekonom Permata Bank Josua Pardede mengungkapkan, pelemahan nilai tukar mata uang Garuda pada pekan kemarin terdampak sentimen penguatan indeks dolar AS.

"Dalam sepekan terakhir (kemarin) nilai tukar rupiah bergerak dalam rentang 15.080-15.209 per dollar dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sentimen risk-off di pasar keuangan global yang mendorong penguatan dollar indeks, kinerja dollar AS terhadap mata uang utama," papar Josua kepada Tribunnews, Minggu (6/8/2023).

"Sentimen risk off tersebut mendominasi pasca Fitch menurunkan peringkat utang Amerika Serikat mengindikasikan penurunan kondisi fiskal AS yang diperkirakan akan terjadi dalam tiga tahun ke depan dimana beban utang pemerintah yang tinggi dan terus meningkat, dan dalam hal tata kelola pemerintahan yang tercermin dari pembahasan batas utang yang terus berulang," sambungnya.

Baca juga: Akhir Pekan, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat ke Posisi Rp 15.165 per Dolar AS

Dalam pekan ini, lanjut Josua, pelaku pasar masih mencermati beberapa rilis data ekonomi seperti inflasi AS bulan Juli yang diperkirakan berkisar 0,2 persen month to month atau 3,3 persen year on year.

Selain itu, rilis data consumer sentiment AS dan inflasi di tingkat produsen bulan Juli akan dirilis, di mana consumer sentiment diperkirakan akan turun dari bulan sebelumnya.

Sementara inflasi di tingkat produsen diperkirakan akan cenderung meningkat dari bulan sebelumnya.

"Dari beberapa rilis data ekonomi AS dan Tiongkok tersebut, rupiah terhadap dolar AS (pada pekan depan) diperkirakan masih akan berada dalam kisaran Rp15.100 hingga Rp15.225," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini