News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gejolak Rupiah

Rupiah Anjlok Rp 16.300, Menperin Agus Gumiwang: Untuk Bahan Baku Berat Sekali

Penulis: Lita Febriani
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat berbicara mengenai Sritex di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (20/12/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurs rupiah terhadap dolar kembali melemah hingga sempat menyentuh angka Rp 16.300. Kondisi ini tentu tidak terlalu baik untuk bisnis di Tanah Air.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, menyampaikan melemahnya rupiah akan berdampak pada harga bahan baku yang masih didatangkan secara impor.

"Untuk bahan baku berat sekali. Bahan baku yang selama ini masih harus didapatkan dari impor, itu pasti akan memberikan impact yang cukup berat bagi industri," tutur Agus Gumiwang di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta Selatan, Jumat (20/12/2024).

Baca juga: Pelemahan Kurs Rupiah Bukan Imbas Penggeledahan Kantor BI Oleh KPK 

Untuk mengatasi hal tersebut, Kemenperin menyarankan industri yang impor bahan baku untuk menggunakan fasilitas Local Currency Transaction (LCT).

Local Currency Transaction (LCT) merupakan transaksi ekonomi dan keuangan melalui Bank Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang tertentu (USD) dan efisiensi biaya transaksi valas.

Baca juga: Menperin Agus Gumiwang: Kami Belum Terima Proposal Investasi 1 Miliar Dolar AS dari Apple

"Kami mengimbau industri untuk memakai fasilitas Local Currency Transaction (LCT) untuk impor bahan baku. Itu juga bisa untuk mengantisipasi atau meredam kenaikan nilai tukar rupiah," jelas Juru Bicara Kementerian Perindustrian Febri Hendri Antoni Arief.

Meski hanya beberapa negara yang menerapkan transaksi perdagangan dengan menggunakan LCT, namun hal tersebut dapat membantu industri untuk saat ini.

"Memang beberapa negara, misalnya dengan China, Jepang, Malaysia kita sudah bisa pakai LCT. Mereka bisa impor bahan baku tanpa dolar, bisa pakai transaksi rupiah atau mata uang negara tersebut," ungkap Febri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini