Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mata uang rupiah ditutup menguat 5 poin pada penutupan perdagangan, Selasa (9/1/2024).
Pengamat Pasar Uang dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi memprediksi, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 15.490 - Rp 15.550
Rupiah ditopang sentimen para pedagang tetap sangat bias terhadap dolar menjelang data indeks harga konsumen utama yang dirilis pada hari Kamis ini.
Baca juga: Dolar AS Semakin Perkasa, Rupiah Ditutup Melemah Ke Level Rp 15.525
Angka tersebut diperkirakan menunjukkan sedikit peningkatan inflasi pada Desember, ditambah dengan kuatnya data nonfarm payrolls, memberikan The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
"Hal ini mendorong penurunan ekspektasi penurunan suku bunga lebih awal, yang pada gilirannya membuat emas kehilangan beberapa keuntungan yang diperoleh pada bulan Desember. Logam kuning masih mengakhiri tahun 2023 dengan kenaikan 10 persen," terang Ibrahim, Selasa (9/1/2024).
Selain data AS, fokus minggu ini juga tertuju pada angka inflasi dan perdagangan Tiongkok untuk bulan Desember, yang akan dirilis pada hari Jumat.
Negara importir komoditas terbesar di dunia ini diperkirakan masih mengalami disinflasi pada bulan Desember, sementara aktivitas perdagangan, terutama ekspor diperkirakan juga menurun.
Internal
Sedangkan dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia di 2023 mencapai 146,4 miliar dolar AS, melonjak 8,3 miliar dolar AS dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2023 sebesar 138,1 miliar dolar AS.
Baca juga: Akhir Pekan, Rupiah Ditutup Melemah Rp 15.516 Per Dolar AS
Peningkatan cadangan devisa tersebut sejalan dengan sentimen pasar terkait prospek penurunan suku bunga dari bank sentral global terutama The Fed yang berdampak terhadap penguatan Rupiah sebesar 0,73 persen secara bulanan (mtm) atau 1,10 persen secara year to date (ytd) menjadi Rp15.396 per dolar AS.
Setelah siklus kenaikan suku bunga yang agresif sejak awal tahun 2022, pelaku pasar memproyeksikan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga pada kuartal pertama 2024, sejalan dengan penurunan inflasi secara bertahap dan indikasi soft landing di AS.
"Di sisi lain, ekonomi AS tumbuh secara tahunan sebesar 4,9 persen pada kurtal ketiga 2023, lebih rendah dari 5,2 persen pada perkiraan kedua. Oleh karena itu, sentimen tersebut telah memberikan dampak positif bagi pasar keuangan domestik," kata Ibrahim.