Laporan Wartawan Tribunnews, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Harga beras di seluruh dunia naik ke level tertinggi dalam kurun waktu 12 tahun terakhir, didorong oleh larangan ekspor beras India dan kondisi cuaca buruk yang berdampak pada produksi.
Menurut Indeks Harga Pangan dari Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), harga beras naik sebesar 2,8 persen menjadi 129,7 poin pada Juli 2023. Angka tersebut naik 19,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Kekhawatiran atas potensi dampak El Nino pada produksi di beberapa pemasok memberikan dukungan lebih lanjut terhadap harga, begitu pula gangguan yang disebabkan oleh hujan dan variabilitas kualitas dalam panen musim panas-musim gugur Vietnam yang sedang berlangsung,” kata FAO.
Baca juga: India Batasi Ekspor, Pasar Beras Dunia Kacau
India yang merupakan negara pengekspor beras terbesar di dunia telah membatasi ekspor beras putih non-basmati pada bulan lalu. Negara ini juga menyumbang lebih dari 40 persen perdagangan beras global.
“Kita kemungkinan besar akan melihat indeks harga beras FAO yang lebih tinggi untuk Agustus 2023,” kata Oscar Tjakra, analis senior di bank pangan dan pertanian global Rabobank.
Sementara itu, direktur regional Asia di International Potato Center, Samarendu Mohanty mengatakan harga beras dapat melonjak lebih tinggi jika negara lain ikut menerapkan pembatasan ekspor beras.
“Harga bisa jauh lebih tinggi jika negara pengimpor mencoba menimbun beras untuk ketahanan pangan dalam negeri, dan negara pengekspor membatasi ekspor,” kata Mohanty.
Lebih buruknya lagi, Thailand yang merupakan pengekspor beras terbesar kedua di dunia telah mendorong para petaninya untuk menanam lebih sedikit tanaman dalam upaya menghemat air akibat curah hujan yang rendah.