Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nitis Hawaroh
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, banyak negara yang masih berjuang untuk memulihkan ekonomi negaranya imbas pelambatan perekonomian global.
Sri Mulyani mengatakan, hal itu terjadi pada negara-negara G20 seperti Arab Saudi 1,1 persen, Korea Selatan 0,9 persen, Singapura 0,7 persen dan Uni Eropa 0,6 persen. Artinya pertumbuhan ekonominya melemah dibawah 5 persen.
Baca juga: Menkeu Sri Mulyani: APBN hingga Juli 2023 Surplus Rp 153,5 Triliun
"Ini menggambarkan bahwa banyak negara yang masih berjuang untuk menjaga pemulihan ekonomi atau kinerja pertumbuhan ekonominya dalam tren pelemahan yang sangat kuat. Dan Indonesia Alhamdulillah dalam posisi yang relatif baik," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Jumat (11/8/2023).
Berbeda dengan negara G20, perekonomian Indonesia di kuartal II 2023 tumbuh sebesar 5,17 persen.
Artinya, kata Sri Mulyani kinerja ekonomi tergolong baik.
"Minggu lalu BPS menyampaikan perekonomian Indonesia dalam posisi yang cukup baik, pertumbuhan ekonomi kita di 5,17 persen. Kalau pakai satu digit berarti 5,2 persen," ujar Sri Mulyani.
"Ini diatas ekspektasi dari mayoritas para analis pasar yang memprediksikan perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh namun tidak setinggi di 5,17 persen," imbuhnya.
Baca juga: Belanja Produk Dalam Negeri Masih Rendah, Menkeu Sri Mulyani: Banyak yang Bisa Dioptimalkan
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat mencatat berdasarkan data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II pada tahun 2023 Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) sebesar Rp 5.226,7 triliun dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Rp 3.075,7 triliun.
Perekonomian Indonesia triwulan II tumbuh 5,17 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022. Jumlah ini tumbuh sebesar 3,68 persen jika dibandingkan dengan triwulan I 2023.
Adapun jika dilihat secara tahunan (year on year) perekonomian Indonesia pada triwulan II tumbuh 5,17 persen dibandingkan dengan triwulan sama di tahun sebelumnya.