"Pokoknya kita akan secepatnya dan akan sesuaikan. Kita kan sudah ada produksinya 1 kilogram, tinggal nanti kita edarkan kebutuhan masyarakat seperti apa yang sekarang ada," ujar Buwas.
Saat ini, Bulog tengah mengkonsentrasikan pendistribusian beras SPHP dengan kemasan 5 kilogram.
Baca juga: Update Harga Bahan Pangan 28 Agustus: Beras, Minyak dan Cabai Masih Dibanderol Naik, di Atas HET
Nantinya, untuk yang 1 kilogram, akan disuplai ke warung-warung.
"Yang kita konsentrasikan adalah 5 kilogram ini. Masyarakat ini kan membutuhkannya yang 5 kilogram untuk satu minggu minimal ya. Kita penuhi dulu," ujar Buwas.
"Nanti kalau di warung-warung yang butuh 1 kilogram. Dulu kan saya pernah buat juga sama yang 250 gram, tapi ternyata masyarakat tidak membutuhkan itu. Nah sekarang mungkin butuh itu bisa kita adakan lagi," lanjutnya.
Untuk harga kemasan 1 kilogram ini, ia mengatakan akan dibanderol Rp9.450 sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
Alasan Tak Lagi Distribusikan Beras Curah
Buwas juga mengungkap alasan Bulog tak lagi mendistribusikan beras dalam bentuk curah atau 50 kilogram (kg).
Ia berujar, dari pengalaman yang terdahulu, jika didistribusikan secara curah, akan berdampak pada harganya di lapangan.
Adapun saat ini yang didistribusikan oleh Bulog adalah beras premium dengan nama beras SPHP (Stabilitas Pasokan Harga Pangan). Harganya Rp47 ribu per 5 kilogram.
"Kita tidak lagi mendistribusikan dengan bentuk curah atau 50 kg karena pengalaman yang sudah-sudah, kalau kita mendistribusikan dengan 50 kg atau bentuk curah, pasti jadinya harganya mahal di lapangan. Apa lagi beras Bulog sekarang itu premium," kata Buwas.