Oleh karena itu, Presiden mendorong semua pihak agar dapat terus mendukung produk dalam negeri.
"Di Jepang apa buat mobil langsung bagus seperti sekarang ini? Berpuluh tahun. Shinkansen juga berpuluh tahun. TGV juga sama seperti itu," ucap Jokowi.
"Saya ngerti karena saya datang ke mereka, mengetahui tahapan-tahapannya. Kalau kita tidak berani memulai, dan setiap ada kekurangan kita langsung bully, orangnya kan tidak berani mencoba membuat sesuatu," pungkasnya.
Menteri Perhubungan
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan permintaan maaf jika operasional LRT Jabodebek masih belum sempurna.
Namun, dia mengingatkan, proyek LRT Jabodebek ini merupakan karya anak bangsa sehingga semua pihak masih banyak belajar dalam pembangunannya.
"Kereta api ini adalah karya bangsa, pasti banyak yang kita baru belajar. Kami tidak mengelak bahwa sistem operasi belum sempurna," ujarnya seperti dikutip Kompas.
Meski demikian, pihaknya akan mengoordinasikan hal ini dengan para pemangku kepentingan, seperti PT KAI selaku operator, PT INKA selaku produsen kereta, serta PT LEN dan Siemens yang mengurusi sistem LRT Jabodebek agar ke depannya menjadi lebih baik.
"Sore nanti atau besok pagi saya akan melakukan kunjungan untuk melakukan evaluasi seharusnya seperti apa yang harus diselesaikan," ucapnya.
Menteri BUMN
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turut memberikan tanggapannya. Ia mengungkapkan, butuh waktu agar operasional LRT berjalan dengan lancar.
Terlebih, LRT tersebut juga merupakan produk dalam negeri yang harus berani untuk dicoba dan digunakan oleh bangsa Indonesia.
"Ini kan karya anak bangsa. Kita baru pertama kali punya LRT, ya pasti ada transisi waktu lah," ucap Erick di Gedung DPR-RI Jakarta, Kamis (31/8/2023).
Dalam kesempatan tersebut ia juga mengatakan, hadirnya LRT Jabodebek merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menekan penggunaan kendaraan pribadi di jalan raya.
Diketahui, kendaraan pribadi bermotor, merupakan salah satu penyebab buruknya kualitas udara di Ibu Kota.
"Kita jangan jadi bangsa yang dikit-dikit ngeluh. akhirnya apa? ketika polusi udara seperti hari ini (tambah buruk) ngambek. Kemudian mendukung buatan Indonesia memakai kendaraan publik, ngambek. jadi solusinya yang mana?" paparnya.