Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memiliki bahan baku rotan yang melimpah, tetapi masih lemah dalam penyerapannya oleh industri dan perajin.
Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Ditjen Kemenperin Merrijantij Punguan Pintaria mengatakan, hal itu terjadi karena para perajin rotan tidak mendapat informasi memadai mengenai ketersediaan bahan baku.
Menurutnya, hal ini harus diselesaikan melalui koordinasi lintas pemangku kepentingan agar ketersediaan bahan bakubisa termonitor dan para pengusaha rotan tahu ke mana harus mencarinya.
Saat ini pihaknya sedang mencoba melakukan interkoneksi data dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dikoordinir oleh Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi agar aliran data terlihat pada saat industri membutuhkan bahan baku.
"Mereka bisa melihat di mana daerah sumber bahan baku, berapa ketersediaan di sana," katanya ketika ditemui di Hotel Mercure, Jakarta, Jumat (22/9/2023).
Saat ini, prosesnya masih dalam tahap penjajakan. Merrijantij optimis ini akan terlaksana karena diskusinya sendiri memang sudah cukup lama.
Baca juga: Digitalisasi Produk Rotan, Hidupkan Secercah Asa Masyarakat Pedalaman Kalimantan
Targetnya akhir tahun ini sudah ada cikal bakal dari interkoneksi data ketersediaan bahan baku. "Informasinya dengan satu klik saja bisa terlihat di interkoneksi itu," ujar Merrijantij.