News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Produksi Migas Domestik PHE Naik 1,45 Persen dalam Tiga Tahun Terakhir

Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Produksi minyak dan gas bumi domestik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) meningkat sejak 2020 hingga 2023 sebesar 1,45 persen.

Laporan Wartawan Tribunnews, Seno Tri Sulistiyono

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Produksi minyak dan gas bumi domestik PT Pertamina Hulu Energi (PHE) meningkat sejak 2020 hingga 2023 sebesar 1,45 persen.

Direktur Pengembangan dan Produksi PHE, Awang Lazuardi, mengungkapkan, pencapaian tersebut bukan hal yang mudah karena dalam industri hulu migas saat ini, terdapat beberapa tantangan yang dihadapi.

“Salah satunya adalah kondisi lapangan yang sudah mature di sebagian besar wilayah sehingga membutuhkan strategi untuk pengelolaannya. PHE menjalankan tiga strategi utama yaitu mengelola baseline produksi, meningkatkan production growth melalui rencana kerja dan merger & acquisition serta meningkatkan reserve & resource growth dengan selalu mengedepankan aspek Environment, Social, Governance (ESG),” kata Awang ditulis Kamis (28/9/2023).

Hingga Agustus 2023, PHE mencatat total produksi YTD (year to date) sebesar 1,04 MMBOEPD (juta barel minyak ekuivalen per hari) yang merupakan gabungan dari 570 MBOPD (ribu barel minyak per hari) serta 2.760 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari).

Hal ini dihasilkan dari penyelesaian pengeboran 502 sumur pengembangan, 511 work over (kerja ulang pindah lapisan), dan 21.764 well service well intervention (reparasi dan intervensi sumur).

Awang menjelaskan, salah satu strategi fundamental yang selama ini telah berjalan adalah kemitraan yang merupakan implementasi sinergi dengan berbagai macam mekanisme.

Mekanisme kemitraan yang pertama adalah sharing Participating Interest (PI) di suatu wilayah kerja migas dengan mitra strategis dari sisi finansial dan teknologi.

"Salah satu penerapan mekanismenya adalah Wilayah Kerja Offshore Southeast Sumatera (OSES) dimana 10 persen PI dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta kepemilikan PI dengan mitra lainnya seperti pengelolaan Blok Cepu bersama Exxon Mobil Cepu Ltd. (EMCL), dan Ampolex Pte Ltd," paparnya.

Baca juga: Pengamat Sarankan PHE Tingkatkan Efisiensi dalam Proses Tender Pipa

Mekanisme kedua, kata Awang, Kerja Sama Operasi (KSO), yang sekarang dikenal dengan New KSO.

Sampai saat ini ada 25 KSO dimana sudah ada 3 KSO yang dikonversi menjadi New KSO sedangkan ada 14 KSO Eksiting yang sedang proses konversi menjadi New KSO. Kontribusi KSO pada produksi per Agustus 2023 adalah 2.422 BOPD (barel minyak per hari) dan 9,58 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari).

"Mekanisme ketiga adalah Joint Operating Body (JOB). Saat ini terdapat dua JOB yang dikelola yaitu JOB Simenggaris serta JOB Medco-Tomori," katanya.

Baca juga: Produksi Tembus 1 Juta Barel Setara Minyak Per Hari, Pengamat Sebut PHE Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Selain itu terdapat mekanisme pengelolaan sumur tua dengan landasan Peraturan Menteri ESDM No 01 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengusahaan Pertambangan Minyak Bumi pada Sumur Tua.

Mekanisme selanjutnya untuk Implementasi pengelolaan sumur idle adalah dengan konsep kemitraan (Kerjasama bisnis) akan mulai diterapkan di Pertamina EP dan Pertamina Hulu Rokan.

Sudah ada empat HOA yang disepakati dengan beberapa potensi kemitraan lain masih dalam tahap diskusi. Sementara itu untuk idle wells yang bisa dikerjakan sendiri, PHE sudah melakukan reaktivasi sumur idle ini sebanyak kurang lebih 800 – 900 sumur per tahun.

“Dengan menjalankan strategi kemitraan, diharapkan kita dapat selalu berkonsolidasi untuk meningkatkan produksi serta mendapatkan temuan sumber daya baru guna mendukung ketahanan energi nasional,” pungkas Awang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini