TRIBUNNEWS.COM - Spending better atau belanja berkualitas adalah salah satu strategi pemerintah untuk menjaga neraca Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tetap terjaga dan sehat sehingga dapat menjamin kesejahteraan rakyat.
Cara satu ini juga efektif untuk mengakselerasi transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Wahyu Utomo juga menegaskan bahwa APBN sejatinya bukan sekadar angka saja. Tapi juga instrumen yang di dalamnya terdapat arah dan strategi untuk kesejahteraan rakyat dan negara.
Wahyu juga menjelaskan bukti nyata belanja berkualitas seperti apa yang telah dilakukan pemerintah dalam kurun waktu sewindu (delapan tahun) ini. Misalnya dua sektor yang jadi kunci penting untuk percepatan transformasi ekonomi yang berkelanjutan, yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan infrastruktur.
Baca juga: Berperan Sebagai Shock Absorber, Ini Peran APBN dalam Pengendalian Inflasi di Indonesia
Pemanfaatan anggaran pendidikan dan kesehatan berdampak positif
Dalam paparan yang disampaikan Wahyu, untuk mewujudkan SDM yang unggul, diperlukan pemanfaatan anggaran pendidikan dan kesehatan yang berdampak positif. Menurutnya, dua sektor itu saling berkaitan.
“Artinya selama ini pemanfaatan anggaran pendidikan, kesehatan, untuk mendukung sumber daya manusia yang unggul itu punya dampak positif. Perbaikan pada kualitas pendidikan, perbaikan pada kualitas dan layanan kesehatan,” ujar Wahyu.
Seperti yang tertera pada catatan belanja pendidikan dalam kurun waktu 2014-2022, yang telah berhasil menambah jumlah sekolah untuk SD sebanyak 1,5 ribu sekolah, SMP 4,9 ribu sekolah dan SMA/SMK sebanyak 3,6 ribu sekolah.
Penambahan gedung sekolah juga disertai dengan peningkatan rata-rata lama sekolah dari 7,85 tahun menjadi 8,87 tahun untuk anak perempuan dan dari 8,61 tahun menjadi 9,28 tahun untuk anak laki-laki.
Seperti yang dikatakan Wahyu, belanja di bidang kesehatan juga terus dioptimalkan agar berkualitas untuk meningkatkan produktivitas. Misalnya, jumlah rumah sakit umum yang bertambah dari 1.855 rumah sakit, kini menjadi 2.522 rumah sakit.
Kemudian terdapat penurunan prevalensi stunting yang tercatat cukup signifikan dari 37,2 persen pada 2013, menjadi 21,6 persen pada 2022 lalu. Alokasi anggaran penanganan Covid-19 pada medio 2020-2022 kemarin, termasuk vaksinasi, juga berhasil mengeluarkan masyarakat dari tekanan pandemi.
Infografik Belanja APBN 2015 - 2022.
Belanja berkualitas untuk menurunkan tingkat kemiskinan
Selain sektor pendidikan dan kesehatan, pemerintah juga fokus menerapkan belanja berkualitas untuk menurunkan tingkat kemiskinan. Kebijakan pemerintah adalah dengan melindungi daya beli masyarakat, baik melalui berbagai program perlinsos dan juga pemberian subsidi yang tepat sasaran.