Laporan Wartawan Tribunnews Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ekonomi digital telah mengalami pertumbuhan pesat di Indonesia.
Meski demikian, tidak dapat diabaikan bahwa uang tunai masih memegang peranan penting dalam perputaran ekonomi domestik.
Data yang dirilis oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa selama empat tahun terakhir, transaksi menggunakan uang tunai terus mengalami peningkatan volume.
Baca juga: Cegah Serangan Siber ke Data Nasabah, Perbankan Perkuat Sistem Manajemen Keamanan Informasi
Secara sejalan, sirkulasi uang kartal di masyarakat juga menunjukkan pertumbuhan yang positif
mulai dari tahun 2018 hingga 2022.
Pertumbuhan yang signifikan ini mengindikasikan betapa vitalnya peran uang tunai dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Hal ini disampaikan paktisi perbankan Ario Tejo Bayu Aji ketika menjadi pembicara dalam acara 11th International Symposium & Exhibition on Project Management (Symex) 2023 yang digelar di Yogyakarta (3/10/2023).
Baca juga: Perbankan Punya Peran Besar Kurangi Emisi Karbon, LPS: Banyak Bank Sudah Salurkan Kredit Hijau
“Meskipun sistem pembayaran digital telah menjadi tren yang menguat dalam lima tahun terakhir, uang tunai masih memegang peranan penting di masyarakat dengan keberagaman budaya dan kondisi geografis di Indonesia.
Lembaga keuangan berperan penting dalam memastikan ketersediaan akses ke uang tunai dan masyarakat memiliki kebebasan untuk memilih mekanisme pembayaran sesuai dengan kebutuhan mereka,” ujarnya.
Fenomena tersebut memberikan dasar bagi penyedia sistem pembayaran untuk memperkuat infrastruktur transaksi uang tunai dengan menggabungkan berbagai layanan perbankan, seperti mengintegrasikan pengelolaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan Cash Recycling Machine (CRM) ke dalam satu jaringan yang terpadu.
Integrasi titik transaksi tunai (cash point) ini juga menjamin kebutuhan transaksi tunai dan digital masyarakat dapat terpenuhi dengan baik.
Menurut Ario yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin) bagian dari Holding BUMN Danareksa, model integrasi ATM dan CRM yang kini secara bertahap juga sedang dilakukan oleh Jalin terbukti berhasil di negara-negara lain, seperti Belanda dan Hong Kong.
Integrasi ini memungkinkan perbankan untuk mengoptimalkan penggunaan modal dalam membangun jaringan infrastruktur ATM dan CRM, sehingga menjadi lebih efisien.
Selain itu, dengan meningkatnya keterjangkauan layanan ATM dan CRM oleh masyarakat, akses terhadap layanan perbankan juga diharapkan akan semakin meningkat.
“Ini tidak hanya berkaitan dengan menjaga peran uang tunai sebagai salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi, tetapi juga tentang memastikan bahwa perputaran uang tetap berlangsung lancar dan aman di tengah perkembangan pesat ekonomi digital.
Dengan demikian, Indonesia dapat menjaga keseimbangan antara inovasi digital dan kebutuhan akan uang tunai dalam mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” pungkas Ario.